Arton mengatakan, satu tahun bisnis berjalan, mobilnya mengalami kecelakaan dan rusak berat.
Saat itu Arton sempat pasrah, bisnisnya macet dan tidak bisa membayar cicilan mobil.
Namun, Arton terbantu dengan menjual tanah. Tanah itu dia beli waktu masih bujang.
Hasil menjual tanah untuk memperbaiki mobil. Kemudia dia memulai bisnis baru yakni usaha pisang.
"Beli pisang di kampung, lanjutkan ke pengepul di Kota Maumere untuk kirim ke Surabaya. Itu satu tahun lebih berjalan. Berhenti karena faktor upah yang diberikan pekerja tidak cukup dibandingkan beban kerja. Saya tidak enak dengan mereka. Mana saya harus cicil mobil, mana mau kasih upah mereka," lanjutnya.
Kemudian, pada 2014, ia memulai usaha baru yaitu membeli hasil bumi dari petani seperti asam, mente, dan kopra. Ia pergi dari kampung ke kampung.
Selama berkeliling kampung, dari situlah Arton melihat banyak orang kampung yang mesti dibantu.
Selama menjalankan usaha beli hasil itu, banyak para petani yang butuh bantuan saat keperluan mendadak.
"Kalau ada yang butuh uang berobat, bayar uang sekolah, saya bantu uang tanpa bunga. Intinya modal bisa kembali dan mereka bisa terbantu. Kalau ada yang saya lihat sama sekali tidak bisa beli beras, saya bantu sedikit-sedikit. Tidak ada tujuan lain, saya membantu orang-orang kecil dengan ikhlas," ujar dia.
Baca Juga: 5 Kebiasaan Pagi Pengusaha Sukses
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR