"Konsistensi dari pola di mana kerusakan ditemukan pada patung menunjukkan bahwa itu memiliki tujuan," kata Bleiberg.
Dia menambahkan bahwa hal ini mungkin dimotivasi oleh alasan pribadi, politik, dan agama.
Orang Mesir kuno percaya esensi dewa dapat menghuni gambar atau representasi dewa itu.
Penghancuran yang disengaja dari penggambaran ini, kemudian, dapat dilihat sebagai telah dilakukan untuk "menonaktifkan kekuatan gambar."
Bleiberg juga menjelaskan bagaimana makam dan kuil berfungsi sebagai reservoir utama untuk patung dan relief yang memiliki tujuan ritual ini.
Dengan menempatkan mereka di makam, misalnya, mereka dapat "memberi makan" orang mati di dunia berikutnya.
"Semua itu ada hubungannya denga persembahan ke supranatural," kata Bleiberg.
"Agama negara Mesir" dilihat sebagai "pengaturan di mana raja-raja di Bumi menyediakan bagi dewa, dan sebagai imbalannya, dewa mengurus Mesir."
Source | : | All Thats Interesting |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR