Intisari-Online.com - Puluhan tahun silam, di penghujung bulan September, ada peristiwa tak mengenakan bagi bangsa Indonesia.
Setiap akhir September, bangsa Indonesia diingatkan akan peristiwa pengkhiatan G30S/PKI.
G30S/PKI, peristiwa berdarah yang menewaskan sejumlah pahlawan revolusi, perwira militer yang jadi korban kebiadaban PKI.
Keheningan kala dini hari menyelimuti sebuah kediaman Menteri Angkatan Darat, Jalan Lembang, Jakarta pada Jumat (1/10/1965).
Rumah yang ditinggali oleh Panglima Angkatan Darat kala itu, Letnan Jenderal Ahmad Yani menjadi saksi bisu peristiwa berdarah yang pernah terjadi di Indonesia.
Irawan Sura Eddy, kala itu berusia 7 tahun terbangun dan mendapati ia sendirian kemudian bergegas mencari ibundanya.
Tetapi sang ibunda tak ada, karena sedang berada di rumah lainnya di Jalan Taman Surapati.
Maka ia membangunkan Mbok Milah, pembantu di rumah Ahmad Yani kala itu untuk menemaninya duduk di ruang keluarga belakang.
Baca Juga: Pierre Tendean, Bukan Target Utama Namun Menjadi Korban 'Salah Sasaran' G30S/PKI
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR