Advertorial

Dua Minggu Sebelum Wafat, Dengan Kursi Roda, Habibie 'Paksakan Diri' Keluar RSPAD Demi Penuhi Janjinya Menjadi Saksi Pernikahan Anak Pembantunya

Ade S

Penulis

Habibie dengan kursi roda meninggalkan rumah sakit sebentar untuk menuju ke acara pernikahan putri dari pembantunya yang bernama Sigit.
Habibie dengan kursi roda meninggalkan rumah sakit sebentar untuk menuju ke acara pernikahan putri dari pembantunya yang bernama Sigit.

Intisari-Online.com -Tak hanya soal kerja keras, kenegarawanan, serta keharmonisan rumah tangga, mantan Presiden ke-3 RIBacharuddin Jusuf (BJ) Habibie juga mengajarkan kita tentang arti sebuah janji.

Setidaknya hal itulah pelajaran yang bisa kita petik ketika mendengar kisah Pak Habibie yang tetap berupaya menepati janjinya meski kondisi kesehatannya terus menurun.

Sekitar dua minggu sebelum dirinya tutup usia, Habibie diketahui berupaya keras untuk menepati janjinya menjadi saksi untuk pernikahan anak dari pembantunya yang bernama Sigit.

Berikut ini kisah inspiratifnya.

Baca Juga: Nisan Makam BJ Habibie Miring Karena Dijadikan Tempat 'Selfie': Ingat, 'Selfie' Itu Ada Etikanya! Ini 6 Tempat 'Haram' untuk Mengambil Foto

Habibie tak hanya dikenal sebagai seorang teknokrat handal, bapak teknologi, demokrasi dan kebebasan pers serta sosok penyayang keluarga.

Masih banyak sifat lain yang bisa dijadikan suri tauladan dari Habibie yang tutup usia pada Rabu (11/9/2019) lalu.

Keponakan Habibie yang juga promotor musik ternama Indonesia, Adrie Subono, Kamis lalu menceritakan, pamannya itu sangat peduli dengan wong cilik di sekitarnya dan berusaha tak ingkar janji.

Adrie Subono mengungkapkan kepada Tribun, sekitar dua minggu sebelum menghembuskan nafas terakhir, Habibie meninggalkan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto Jakarta sesaat. Padahal, saat itu Habibie (83 tahun) tengah dirawat intensif karena sakit.

Baca Juga: Kisah Dua Pesawat Kertas di Atas Pusara BJ Habibie 'Dari Rakyat Biasa untuk Pak Habibie yang Rendah Hati'

Demi janji

Habibie dengan kursi roda yang didorong tim medis dan keluarga meninggalkan rumah sakit sebentar untuk menuju ke acara pernikahan putri dari pembantunya atau asisten rumah tangga (ART) yang bernama Sigit.

“Beliau sudah janji dari jauh hari sebelumnya, akan datang menghadiri dan menjadi saksi di dalam pernikahan itu. Jadi, pada waktu itu beliau dalam keadaan sakit,” ungkap Adrie Subono.

Adrie mengatakan, sang paman tak mengenal pangkat dan jabatan dalam menepati janji yang telah ia ucapkan. Apalagi Sigit terbilang lama bekerja pada keluarga Habibie.

“Bayangkan, dua minggu lalu, kemarin saja kan bapak keadaannya tidak terlalu baik. Bahkan beliau harus mempergunakan kursi roda,” kata Adrie.

“Beliau bukan memaksakan diri, tapi menepati janji. Itulah, beliau tuh banyak sekali aktivitas yang masih dijalani di usia sekarang. Kadang kan di usia sudah segitu, suka lupa,” kenang dia.

Sigit yang dihubungi secara terpisah pada Kamis malam, membenarkan cerita Adrie Subono.

Namun, ia belum bisa menceritakan lebih lanjut momen berharga tersebut.

Sebab, ia tengah mengikuti rangkaian acara tahlil dan doa untuk almarhum BJ Habibie di rumah duka, di Patra Kuningan, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Ilham Habibie Sebut Thareq Habibie Gunakan Penutup Mata karena Glaukoma: Melihat Ini saat Menatap Lampu? Bisa jadi Anda Derita Glaukoma!

“Iya (BJ Habibie menjadi saksi pernikahan), nanti bisa telepon lagi, soalnya kami masih berdoa,” ujar Sigit via telepon.

Menjelang tengah malam, Sigit bersedia meluangkan waktunya untuk berbagi cerita dengan Tribun.

Ia membenarkan testimoni Adrie Subono.

Ia menceritakan, sekitar dua pekan sebelum wafat, Habibie menyempatkan diri datang menjadi saksi dalam pernikahan putrinya yang bernama Nur Khoiriyah.

Ia terkejut karena saat itu Habibie masih dalam keadaan sakit.

“Saya dan keluarga sangat bangga soalnya Bapak dari dulu sudah janji bahwa kalau anak saya akan menikah, akan menjadi saksi,” ungkap Sigit.

BJ Habibie menggunakan kursi roda datang ke lokasi pernikahan putri Sigit di Gedung Mako Brimob, Depok, Jawa Barat.

Ia didampingi tim dokter, perawat dan anggota keluarga. Setelah prosesi akad nikah, Habibie kembali ke RSPAD tempat dirinya dirawat.

Sigit mengungkapkan, saat Nur Khoriyah masih duduk di bangku SMA atau empat tahun lalu, BJ Habibie menyatakan janjinya bahwa ia ingin menjadi saksi pernikahan putrinya kelak.

Baca Juga: BERITA POPULER: Dari Ilham Habibie yang Terlalu Pintar hingga Ainun Habibie yang Menjadi Sopir Pribadi Keluarga

Namun, ia pun sadar jika kondisi kesehatan Habibie memburuk sekitar dua bulan terakhir.

Oleh karena itu, sejak jauh hari ia telah meminta BJ Habibie untuk mengurungkan niatnya menjadi saksi putrinya.

Tak mau digantikan putranya

Ia meminta putra sulung Habibie, Ilham Akbar Habibie, untuk menggantikan.

Kendati Ilham telah setuju, namun Habibie bergeming dan menyatakan tetap ingin melaksanakan janji itu.

Sigit bersama istri dan putrinya tinggal bersama dengan keluarga Habibie di rumah di Patra Kuningan, Jakarta Selatan, sejak puluhan tahun lalu.

Sigit mengaku telah bekerja sebagai ART untuk keluarga BJ Habibie sejak 28 tahun lalu.

Sementara, istrinya lebih dulu bekerja di rumah BJ Habibe, yakni sejak 30 tahun lalu.

Baca Juga: Saat Ibu Tercinta Sakit, Ilham Habibie Sangat Sulit Mempercayainya, Ternyata Faktor Genetik dalam Diri Ainun Ini Penyebabnya

Ia menuturkan, Presiden ke-3 RI itu mengajak dirinya dan keluarganya untuk mengobrol jika ada waktu senggang.

Tak ada jarak atau pembeda dari seorang BJ Habibie kepada keluarganya.

Bahkan, ia merasa Habibie seperti ayahnya sendiri karena kerap memberikan perhatian hingga wejangan hidup.

Wafatnya BJ Habibie pada Rabu lalu meninggalkan kesedihan mendalam untuk keluarga Sigit.

“Saya dan kelurga sangat kehilangan, kan itu kan seperti bapak sendiri. Dan Bapak sama keluarga saya sangat perhatian dan sangat sayang saya dan istri saya sudah dianggap seperti anak sendiri dan anak saya sudah dianggap sebagai cucu sendiri,” kenangnya.

“Pas anak saya menikah Bapak meluangkan waktunya dalam keadaan sakit. Bapak bilang saya harus tanda tangan, kalau anakmu menikah saya harus menjadi saksi. Kami sangat kehilangan,” imbuhnya.

Rasa sesak dan kesedihan mendalam pun dirasakan Nur Khoiriyah. Nur merasa tidak percaya jika BJ Habibie telah tiada karena baru dua minggu lalu menjadi saksi pernikahan dirinya.

“Kami semua menangis, awal dikabarin saja kami sudah nangis terus, karena beliau seperti ayah, eyang sendiri. Eyang sangat sayang kepada keluarga kami,” kenangnya.

BJ Habibie meninggal dunia Rabu pukul 18.05 WIB setelah menjalani perawatan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

Baca Juga: Saking Pintarnya dan Selalu dapat Nilai A, Ilham Habibie Sempat Merasa Seperti 'Badut' saat Sekolah, Tapi Pernah Jeblok Gara-gara Ini

Diagnosis tim dokter kepresidenan menyatakan, Habibie mengalami sesak imbas cairan berlebih di paru, gagal ginjal, dan berhentinya respon jantung.

Jenazah BJ Habibie dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, pada Kamis siang.

Prosesi pemakamanan BJ Habibie dilakukan dengan upacara militer. Presiden Joko Widodo sebagai inspektur upacara.

Makam BJ Habibie berdampingan dengan makam istri tercinta, Hasri Ainun Besari atau Ainun Habibie. Hal itu sesuai permintaan Habibie semasa hidup

Ainun Habibie meninggal dunia pada 22 Mei 2010 (pada usia 72 tahun).

BJ Habibie meninggal dunia pada usia 83 tahun dengan meninggalkan dua putra, Ilham Akbar dan Thareq Kemal.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Terungkap Habibie Jadi Saksi Nikah Anak ART Sebelum Meninggal Dunia.

Baca Juga: Ainun di Mata Ilham Habibie: Cukup Lakukan Sentuhan Romantis Ini, Ainun Pasti Mampu Redakan Emosi Habibie yang Meledak-ledak

Artikel Terkait