Advertorial
Intisari-Online.com – Dalam kedukaan Indonesia kehilangan bapak bangsa yang jenius, sekaligus negarawan sejati dan Presiden RI ke-3, BJ Habibie, berbagai kenangan mengenai beliau berseliweran.
BJ Habibie meninggalkan kita pada Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB setelah mendapatkan perawatan di RSPAD Gatot Subroto.
Berbagai kenangan akan beliau pun berkelebatan dalam ingatan dan dituangkan dalam berbagai media.
Sosok Habibie, seorang teknokrat yang wafat pada usia 83 tahun, salah satunya dikenal lekat dengan pencapaian Bangsa Indonesia dalam membuat pesawat terbang.
Baca Juga: Kisah Soeharto Ngambek kepada Habibie, Saat Sakit pun Habibie Tetap Tak Diperkenankan Menjenguk
Namun tak hanya itu, dalam beberapa tahun terakhir, Habibie ternyata dikenal pula dengan semangat serta perhatian terhadap kelestarian kain Nusantara, yakni lurik.
Seperti tak terduga, dalam sebuah kesempatan saat meresmikan Rumah Sakit Khusus Ginjal Ny RA Habibie di Jalan Tubagus Ismail, Bandung, tahun 2016 lalu, Habibie berbicara tentang kain tenun ini.
Menurut Habibie, lurik adalah salah satu produk Indonesia yang unik dan kaya sejarah.
"Lihat, pakaian saya keren kan? Ini namanya lurik," ujar Habibie sembari menunjukan kemeja lurik berwarna cokelat keemasan yang ia kenakan.
Sejak itu, BJ Habibie lalu mengaku akan membuat kain tenun lurik lebih populer.
Semangat ini muncul karena kesedihan ketika mendapati kenyataan bahwa kain lurik sangat sulit ditemukan.
Kala itu, dia menceritakan pengalamannya saat berbincang dengan pedagang batik di Yogyakarta.
Kepada pedagang itu, Habibie sempat mencari kain lurik.
Baca Juga: 'Kamu Jelek! Sudah Hitam, Gendut Lagi!’ Ucap BJ Habibie Muda kepada Ainun Muda
"Saya ke Jogja. Saya tanya adik (pedagang), ada lurik tidak? 'Tidak ada Pak, pengusaha lurik sudah bangkrut, perusahaan kecil, yang makenya orang tua'," ucap Habibie menirukan percakapannya dengan pedagang itu.
"Maka saya pesan kepada Wali Kota di sana minta carikan," lanjut Habibie.
Pengalaman sulitnya mencari kain lurik menginspirasi Habibie untuk mempopulerkan kain tenun tersebut.
Dia pun berjanji akan selalu memakai lurik dalam acara resmi.
"Saya jadi dressman untuk lurik," tuturnya.
Habibie berharap dengan langkahnya itu, maka masyarakat Indonesia lebih bisa menghargai produk lokal.
Menurut Habibie, lurik harus bisa menandingi batik yang sudah dikenal masyarakat dunia.
"Sudah cukup selalu pakai batik, pakai lurik dong supaya menghidupkan kembali budaya yang sudah ada di tangan bangsa kita di Jawa Tengah."
"Apa salahnya pakai lurik, berkualitas juga, semua mampu," ungkap dia. (Dendi Ramdhani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Habibie dan Kain Lurik... ",