Perayaan yang dikenal dengan nama Koom Lakre ini masih diselenggarakan setiap tahunnya.
Warga desa membuat pengorbanan dan meminta buaya untuk mengabulkan permintaan mereka akan kesehatan, kemakmuran, dan hasil panen yang baik.
Dianggap jauh dari ancaman, buaya justru memiliki koneksi mistis dengan Bazoule.
“Buaya direpresentasikan sebagai jiwa nenek moyang kami. Jika salah dari mereka mati, maka akan dikuburkan selayaknya manusia,” imbuhnya.
Baca Juga: Dimakan Buaya Hidup-hidup, Bocah 10 Tahun Diseret saat Duduk di Bagian Belakang Perahu
Menurut Kabore, buaya menangis jika kemalangan akan menimpa desa.
Para tetua bertugas untuk mengartikan tangisan buaya lalu membuat permohonan untuk menangkal nasib buruk. (Gita Laras)
Artikel ini telah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judul Di Desa Kecil Ini, Buaya Dianggap Seperti Leluhur Manusia
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR