Advertorial
Intisari-Online.com - Telah diketahui bahwa kehamilan di usia matang, yakni 35 tahun ke atas memiliki beberapa risiko, terutama pada kehamilan pertama.
Namun, dengan persiapan matang, risiko dapat diminimalisir dan calon ibu bisa tetap bisa menjalani kehamilan sehat.
Lakukan tes prenatal, jaga asupan pola makan sehat, berhenti merokok dan minum alkohol, serta patuhi jadwal pemeriksaan yang diberikan dokter.
Nah, kalau wanita berikut justru usianya jauh dari 35 tahun, namun dia berhasil melahirkan di usia 73 tahun.
Baca Juga: Waspada, Konsumsi Antibiotik Tertentu Selama Kehamilan Dapat Tingkatkan Risiko Keguguran
Dilansir dari CNN, Jumat (6/9/2019), seorang wanita berusia 73 tahun di India melahirkan anak perempuan kembar.
Erramatti Mangayamma, seorang petani dari negara bagian Andhra Pradesh, diyakini sebagai orang tertua yang melahirkan.
Dia hamil melalui IVF dan melahirkan bayi kembarnya melalui operasi caesar pada Kamis.
"Operasi berjalan dengan baik, ibu dan bayinya semua sehat tanpa komplikasi," kata Dr. Sanakayyala Umashankar, direktur Ahalya IVF, yang melakukan operasi Caesar, kepada CNN.
Mangayamma dan suaminya, E. Raja Rao yang berusia 80 tahun, menikah sejak 1962 tetapi istrinya tidak pernah bisa hamil secara alami.
Mereka kemudiandatang pada Umashankar pada tahun 2018 dan setelah melakukan tes pendahuluan, dokter setuju untuk memberikan mereka satu putaran perawatan IVF.
Mengingat usia Mangayamma, para dokter melakukan operasi caesar dan akan terus mengamati kondisinya selama 21 ke depan.
"Kami tidak mengizinkan sang ibu menyusui dan bayinya akan disusui oleh bank susu," kata Umashankar.
Menurut Umashankar, Rao bahkan sudah membuat rencana untuk putrinya.
Sementara Mangayamma, ini adalah masa baru kehidupan pada usia 73 tahun.
"Dia sangat percaya diri sekarang. Lebih percaya diri daripada sebelumnya dalam hidupnya dan dia menantikan bab selanjutnya dari hidupnya bersama anak-anak," tambah Umashankar.
Risiko kehamilan di atas usia 35 tahun
Dilansir dari Kompas.com, berikut risiko yang mungkin terjadi pada kehamilan di usia matang:
- Pada bayi
Lahir dengan kelainan kromosom. Kondisi ini bisa menyebabkan bayi lahir cacat atau mengalami kelainan kromosom seperti down syndrome.
Bayi juga beresiko lahir prematur atau berat lahir rendah. Komplikasi kesehatan bisa menyertai saat beranjak besar lantaran gangguan pertumbuhan janin.
- Pada ibu
1. Diabetes gestational
Dalam kondisi ini, kadar gula darah ibu tinggi meski sebelumnya tidak menderita diabetes. Menurut penelitian, prevalensi diabetes gestational pada ibu hamil di usia 35 tahun ke atas hampir mencapai 10 persen dari keseluruhan kehamilan di usia tersebut.
2. Inersia (gangguan kontraksi rahim)
Hamil di usia matang lebih beresiko inersia karena tidak punya cukup kekuatan untuk mendorong janin pada proses kelahiran normal, sehingga sering harus dilakukan operasi sesar.
3. Perdarahan
Ini adalah komplikasi yang menyertai inersia pada kelahiran normal di usia matang. Jika melakukan operasi sesar, komplikasi yang mungkin terjadi adalah atonia (otot-otot rahim tidak bisa berkontraksi setelah plasenta keluar) dan bisa menyebabkan perdarahan hebat.
4. Preeklampsia
Ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam urine.
Umumnya muncul di tengah usia kehamilan, meski ada juga yang muncul di awal kehamilan.
Jika tak segera ditangani akan berlanjut pada kondisi eklampsia yang dapat berakibat fatal.
5. Kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan)
Terjadi karena sel telur tidak melekat di rahim tapi di bagian tubuh lain, semisal di saluran telur, leher rahim, di dalam rongga perut, atau indung telur.
Kehamilan ektopik biasanya tak bisa berlangsung normal dan harus segera dikeluarkan karena dapat menimbulkan perdarahan masif.