Advertorial

Terlihat Sepele, Ternyata Duduk Lebih dari 9,5 Jam Sehari Bisa Tingkatkan Risiko Kematian

Nieko Octavi Septiana
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Terlihat sepele, nyatanya duduk terlalu lama dapat menurunkan kondisi kesehatan bahkan meningkatkan risiko kematian dini.
Terlihat sepele, nyatanya duduk terlalu lama dapat menurunkan kondisi kesehatan bahkan meningkatkan risiko kematian dini.

Intisari-Online.Com -Duduk memang merupakan suatu hal yang pasti dilakukan oleh semua orang.

Namun duduk juga perlu perhatikan waktu, pasalnya duduk terlalu lama tak baik untuk kesehatan bahkan meningkatkan risiko kematian.

Melansir Mirror, sebuah studi mengungkap duduk selama lebih dari sembilan setengah jam sehari dapat meningkatkan risiko kematian dini.

Sedangkanmereka yang aktif hingga 70% lebih kecil kemungkinannya mengalami kematian dini.

Baca Juga: Khawatir Anak Duduk dengan Posisi ‘W’? Ini yang Perlu Anda Ketahui tentang Itu!

Para ilmuwan menganalisis data dari lebih dari 36.000 orang dewasa dengan usia rata-rata 62 tahun.

Studi ini mengkategorikan tingkat aktivitas peserta dari paling tidak aktif hingga paling aktif.

Hampir 6% peserta meninggal selama masa tindak lanjut rata-rata 5,8 tahun.

Ada sekitar lima kali lebih banyak kematian di antara yang paling tidak aktif, dibandingkan dengan mereka yang bergerak paling banyak.

Baca Juga: Ibunda Polisi yang Tewas Terbakar Saat Kawal Unjuk Rasa Mahasiswa di Cianjur, ‘Sejak Kecil, Alm Ipda Erwin, Ingin Jadi Polisi’

Prof Ulf Ekelund di Sekolah Ilmu Olahraga Norwegia di Oslo memimpin penelitian ini, yang diterbitkan dalam British Medical Journal.

Sebuah laporan penelitian mengatakan, "Temuan kami memberikan bukti ilmiah yang jelas bahwa tingkat aktivitas fisik total yang lebih tinggi - terlepas dari tingkat intensitas - dan jumlah waktu menetap yang lebih rendah dikaitkan dengan risiko lebih rendah untuk kematian dini."

Para peneliti mengatakan hasilnya memberikan data penting untuk kampanye kesehatan masyarakat, menyarankan pesan harus "duduk lebih sedikit, dan bergerak lebih banyak dan lebih sering".

Para ilmuwan menggunakan akselerometer, perangkat yang dapat dipakai yang melacak volume dan intensitas aktivitas selama jam bangun untuk mengukur aktivitas peserta per menit.

Intensitas kegiatan dipisahkan menjadi ringan, sedang dan kuat, dengan tiap waktu yang dihabiskan dihitung.

Aktivitas intensitas ringan termasuk berjalan lambat atau memasak.

Sedang termasuk jalan cepat, menyedot debu atau memotong rumput, sementara kuat sedang joging dan membawa beban berat.

Aktivitas sederhana ini bisa membuat Anda bergerak lebih banyak dan menurunkan risiko kematian dini.

Baca Juga: Duduk di Rumah atau di Tempat Kerja, Mana yang Lebih Buruk untuk Kesehatan Jantung?

Artikel Terkait