Advertorial
Intisari-Online.com -'Peringatan bagi dunia: langit berubah menjadi gelap hari ini di São Paulo.'
Demikian Shannon Sims mengawali cutian diakun Twitter miliknya @shannongsims.
Dia pun melanjutkan mengenai komentar para ahli meteorologi yang menjelaskan mengenai penyebab dari 'awan hitam' tersebut.
Menurut Sims, penyebab dari awan hitam tersebut berada di Paraguay.
Sebuah penyebab, yang bisa membuat Bumi kehilangan 20% pasokan oksigennya.
Tentu saja, manusia sebagai makhluk Bumi akan merasakan dampaknya.
Kok bisa? Simak ulasannya berikut ini.
Baca Juga: Temui Penguasa Amazon Zaman Prasejarah, Kungkang Tanah Raksasa Sebesar Gajah
Kebakaran yang berkobar dihutan hujan Amazon Brasil selama berminggu-minggu telah mencapai titik yang memecahkan rekor.
Ada 72.843 titik kebakaran di Brasil tahun ini (dengan lebih dari setengahnya di wilayah Amazon).
Gambar-gambar satelit telahmenunjukan 9.507 titik kebakaran hutan baru di daerah itu, kebanyakan di lembah sungai Amazon.
Hal ini dipaparkan oleh CNN dan Reuters, keduanya mengutip Institut Nasional untuk Penelitian Luar Angkasa Brasil (INPE).
Dampak asap dapat dirasakan di São Paulo, meskipun lebih dari 1.700 mil jauhnya dari hutan hujan, CNN melaporkan.
Ancaman seperti yang dituturkan oleh akun Twitter@shannongsims di awal tulisan.
"Hanya sedikit peringatan terhadap dunia: langit berubah menjadi gelap hari ini di São Paulo, dan para ahli meteorologi percaya itu adalah asap dari api yang membakar ribuan kilometer jauhnya, di Rondônia atau Paraguay," jurnalis Shannon Sims mentweet pada hari Senin. “Bayangkan berapa banyak yang harus dibakar untuk menciptakan asap sebanyak itu (!). SOS."
Foto dan video yang dibagikan di media sosial menunjukkan gumpalan asap besar yang berasal dari kebakaran hutan.
Sebuah peta dari program satelit Uni Eropa, Copernicus, menunjukkan asap menutupi sebagian besar negara dan pindah ke negara-negara terdekat.
Amazon adalah hutan tropis terbesar di dunia, dan kebakaran tahun ini mewakili peningkatan 83 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018, Reuters melaporkan.
Pejabat dengan INPE mengatakan cuaca kering dan faktor-faktor alam semata-mata yang harus disalahkan atas kenaikan dalam kobaran api.
"Tidak ada yang abnormal tentang iklim tahun ini atau curah hujan di wilayah Amazon, yang hanya sedikit di bawah rata-rata," kata peneliti INPE Alberto Setzer, menurut Reuters. "Musim kemarau menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk penyebaran api, tetapi menyalakan api adalah pekerjaan manusia, baik sengaja atau tidak sengaja."
World Wildlife Fund (WWF) mengatakan bahwa jika Amazon mencapai "titik tidak bisa kembali," itu bisa mulai mengeluarkan karbon, yang merupakan "pendorong utama untuk perubahan iklim global."
Para aktivis menyalahkan Presiden Brasil Jair Bolsonaro atas kebakaran tersebut, mencatat bahwa gelombang kebakaran dimulai ketika ia menjabat pada Januari, menurut laporan Reuters.
Bolsonaro bersumpah untuk mengeksplorasi potensi ekonomi Amazon dan mengutuk peringatan deforestasi yang dapat mengganggu negosiasi perdagangan.
Baca Juga: Momen Emosional Ketika Suku Terisolasi Amazon Bertemu Saudaranya yang Disangka Telah Meninggal
Dia menepis kritik, berpendapat bahwa petani menggunakan api untuk membersihkan lahan sepanjang tahun ini.
Bolsonaro terkenal memecat pemimpin INPE Ricardo Galvão setelah Galvão berbicara tentang tingkat deforestasi yang tinggi.
Bolsonaro mengatakan saat itu bahwa temuan itu tidak akurat, dan presiden tampaknya mengambil sikap yang sama setelah berita tentang kebakaran.
“Saya sedang menunggu set angka berikutnya, itu tidak akan menjadi nomor. Jika mereka mengkhawatirkan, saya akan memperhatikan mereka di depan Anda,” katanya kepada wartawan, menurut Reuters.
Kebakaran di hutan Amazon ini tak hanya mengancam satwa-satwa liar yang menghuni belantara Amazon, tapi juga seluruh umat manusia di Bumi.
Amazon, yang dikenal sebagai "paru-paru planet", menghasilkan 20 persen oksigen Bumi dan merupakan faktor kunci dalam memerangi perubahan iklim, catat CNN.
Selain itu, para aktivis menyatakan bahwa kebakaran ini memicu perubahan iklim semakin memburuk.
Baca Juga: Kehidupan Primitif Suku Asli Amazon Terungkap Lewat Foto-foto Ini, Sungguh Menakjubkan