Advertorial

Senjata Berat hingga Senapan Mesin, Ini 8 Senjata Paling Mematikan dalam Perang Dunia I

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Perang Dunia I diketahui sebagai awal perang besar karena penggunaan beberapa senjata yang mematikan.
Perang Dunia I diketahui sebagai awal perang besar karena penggunaan beberapa senjata yang mematikan.

Intisari-Online.com - Perang Dunia I diketahui sebagai awal perang besar karena penggunaan beberapa senjata yang mematikan.

Saat itu kedua kubu yang berperang menunjukkan senjata terbaiknya.

Persenjataan yang digunakan yakni mulai dari senjata berat, senapan mesin, hingga senjata kimia digunakan dalam perang kali ini.

Tujuannya hanya demi kemenangan. Jatuhnya korban tewas, yang juga banyak warga sipil, sepertinya tidak dipedulikan.

Berikut ini adalah senjata mematikan pada Perang Dunia I:

Baca Juga: (FOTO) Tanpa Satupun Awak dan Muatan, 'Kapal Hantu' Berbendera Indonesia Ini 'Gentayangan' di Laut Myanmar

1. U-Boat 93

U-Boat 93 adalah salah satu senjata paling mematikan yang digunakan selama Perang Dunia I.

Kapal selam ini dimiliki Angkatan Laut Kekaisaran Jerman.

Namanya berasal dari Unterseeboot yang berarti kapal bawah laut.

Tipe 93 dibangun oleh Kaiserliche Marine.

Kapal Selam U-type 93 membawa 16 torpedo dan memiliki pengaturan senjata.

Baca Juga: Diminta Bacakan Teks Proklamasi oleh Soekarno, Tan Malaka Malah Menolak dengan Jawaban yang Sangat 'Negarawan'

Pada 1917 beberapa kapal selam dipasang kembali dengan pistol 10,5 cm dengan kekuatan 220 putaran.

Kapal-kapal ini memiliki kapasitas menampung 39 awak dan dilengkapi dengan kemampuan berlayar yang sangat baik dengan jangkauan jelajah sekitar 17.000 km.

Kapal selam ini menenggelamkan sekitar 3 persen dari pengiriman senjata Sekutu via jalur laut.

Mereka juga berhasil merusak dan menangkap kapal-kapal Sekutu semasa Perang Dunia I.

Karena keberhasilannya, kapal selam jenis ini akhirnya digunakan pada Perang Dunia II dengan beberapa modifikasi persenjataan yang lebih modern

Baca Juga: Duduk Tenang di Pinggir Jalan, Siapa Sangka Tangan Pria Itu Putus, di Sebelahnya Ada Potongan Lengannya!

2. Balon udara Zeppelin

Airships atau balon udara ini adalah jenis wahana udara yang lebih ringan dari jenis pesawat lainnya.

Kapal udara ini telah digunakan sebelum dimulainya perang, tetapi selama perang itulah debut sebagai senjata udara dimulai.

Zeppelin adalah salah satu dari kapal udara pertama yang digunakan dalam perang.

Pesawat udara ini diciptakan oleh Count von Zeppelin, seorang pensiunan perwira tentara Jerman.

Pada awal perang, Jerman menggunakan Zeppelin yang diisi dengan hidrogen, mampu melakukan perjalanan sekitar 136 kilometer per jam dan membawa 2 ton bom.

Perlawanan terhadap Inggris dimulai pada Januari 1915.

Baca Juga: Awalnya Dikira Batu Ginjal, Wanita Ini Ternyata Harus Jalani Operasi Dadakan untuk Lahirkan Bayi Kembar Tiga

Jerman percaya bahwa pesawat mereka adalah senjata yang ideal melawan keunggulan Angkatan Laut Inggris.

Jerman menggunakannya pada awalnya untuk merusak mental pasukan Inggris.

Ketika perang berlangsung, kapal udara ini mampu merusak beberapa kota di Inggris.

Inggris kemudian menggunakan lampu sorot pada malam hari untuk mengidentifikasi balon udara ini.

Selain itu, hidrogen yang mudah terbakar menjadi kelemahan Zeppelin.

3. Fosgen dan gas air mata

Baca Juga: Ternyata Nama 'Indonesia' Awalnya Bukan Pemberian Orang Pribumi, Inilah Kisah di Balik Nama Itu

Perang Dunia I tak hanya terfokus pada pengembangan senjata api, melainkan pada senjata berbahan kimia.

Gas air mata tidak dirancang untuk membunuh tetapi membuat musuh tidak dapat mempertahankan posisi mereka.

Gas air mata juga membuka jalan untuk penggunaan bahan kimia yang lebih mematikan seperti klorin.

Baca Juga: Pasangan Suami Istri Ini Berbohong Tentang Kelahiran dan Kematian 'Bayi' Mereka, Alasannya Sungguh Keji

Selain itu, gas air mata bisa memengaruhi mata dan paru-paru, dan efeknya hilang dalam waktu 30 menit setelahnya.

Fosgen adalah bahan kimia pada era berikutnya yang digunakan bersama klorin.

Zat kimia ini dapat menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru sehingga menyebabkan kematian.

Diperlukan waktu sekitar 48 jam hingga gejala utama muncul.

Diperkirakan bahwa sebanyak 85 persen dari 91.000 kematian yang disebabkan oleh gas selama masa perang adalah akibat dari fosgen.

Gas beracun ini menyebabkan lebih banyak menyebabkan trauma psikologis

Baca Juga: Cerita Putroe Neng, Menikahi 100 Pria Namun 99 Suaminya Berakhir Tragis Saat Malam Pertamadaripada kematian.

4. Klorarsin dan gas mustard

Klorarsin dalam perang menyebabkan gangguan pernapasan jangka pendek, namun intens.

Zat kimia ini dirancang untuk melumpuhkan sementara, sehingga digunakan untuk menakuti pasukan musuh.

Walaupun efeknya tak menyebabkan kematian, penggunaan senjata ini sangat efektif.

Selain itu ada juga gas mustard yang berdampak besar pada kulit dan paru-paru.

Gas mustard tidak dapat dengan mudah dideteksi kecuali di bawah serangan langsung.

Selama masa perang, Jerman menggunakan gas mustard pertama pada 1917.

Setelah menemukan beberapa serangan menggunakan gas, Sekutu menamakannya Hot Stuff (HS).

Baca Juga: Cucu Keponakan Benyamin Sueb Ditikam Hingga Tewas, Begini Kronologinya

Selama masa ketika Jerman menggunakan gas, ternyata masker gas terbukti tidak efisien. Gas ini mampu menembus melalui saringan masker.

5. Mark V Tank

Mark V Tank adalah tank terakhir dan terbesar dalam Perang Dunia I milik Inggris.

Ini adalah versi modifikasi dari Mark IV. Sekitar 1.070 tank dibuat pada bulan Maret 1919.

Mark V memiliki fitur eksternal yang dibenamkan pada Mark IV, termasuk lambung, rol, dan trek untuk menghindari gangguan.

Namun, drivetrain dan transmisi barunya lebih kuat dan telah siap selama awal 1917.

Sistem ini termasuk skema bensin-listrik, sistem hidrolik, sistem kopling ganda (diperlukan satu pengemudi), dan desain gearbox epiklikal Wilson (4 gigi maju, satu mundur).

Baca Juga: Cerita Putroe Neng, Menikahi 100 Pria Namun 99 Suaminya Berakhir Tragis Saat Malam Pertama

Tank ini menggunakan mesin Ricardo 6 silinder yang baru dan lebih bertenaga.

Untuk kecepatan, Mark V mampu berjalan dengan 70 km dengan kapasitas bahan bakar 450 liter, yang cukup untuk sekitar 10 jam di medan yang berat.

Mark V melakukan debut tempurnya di Pertempuran Hamel pada 4 Juli 1918 di mana ia berhasil mendukung pasukan Australia dalam aksi.

6. Maxim MG 08 atau Maschinengewehr 08

Revolusi senjata api terjadi pada abad ke-19.

Ketika itu, pembuatan senjata api didukung oleh peralatan yang memadai.

Pada 1884, seorang pengacara bernama Hiram Maxim mengombinasikan semua peralatan yang ada saat itu sehingga bisa membuat senjata bernama senapan Maxim.

Senjata ini memiliki pendingin udara yang bisa menembakkan lebih dari 500 putaran per menit pada jarak efektif lebih dari 2.000 yard (1.830 meter).

Senjata ini digunakan dalam Perang Dunia I. Selama Pertempuran Somme pada 1 Juli 1916 hanya dalam satu hari Inggris kehilangan 21.000 orang sebagian besar karena penggunaan senapan ini.

Varian MG 08 digunakan sepanjang perang dan bahkan selama tahun terakhir Perang Dunia Kedua.

Baca Juga: Terkenal Bengis dan Kejam, Ternyata Orang Mongol Takut Mandi dan Mencuci Pakaian Mereka Karena Hal Ini

7. Fokker Triplane

Fokker Triplane adalah salah satu pesawat terkenal dari Perang Dunia Pertama.

Pembangunan pesawat ini adalah respons Jerman terhadap munculnya Sopwith Triplane Inggris yang terkenal.

Pesawat ini diterbangkan oleh pilot andalan Jerman, oleh Ace Manfred Albrecht Freiherr von Richthofen.

Pilot legendaris itu juga dikenal dengan nama Red Baron.

Setidaknya lebih dari 70 pilot sekutu berhasil ditumbangkan. Pesawat ini mempunyai tiga sayap yang melekat pada badan pesawat dengan baling-baling di depannya.

Didukung oleh mesin 110 hp, Fokker Triplane dipersenjatai dengan dua senjata LMG 08/15 0,31 inci.

Baca Juga: Seorang Cucu Bunuh Seorang Kakek yang Sedang Berhubungan Suami Istri dengan Neneknya, Usia Kakek Nenek Mengejutkan

8. Big Bertha

Big Bertha selama masa pembuatannya adalah artileri bergerak yang terbesar dan paling kuat yang digunakan oleh Jerman.

Senjata ini menggunakan kaliber 420 milimeter dan digunakan pada 1914.

Pada awal perang, pasukan Jerman memiliki dua Big Bertha.

Total sekitar 12 mulai digunakan selama perang.

Moncong meriam menembakkan hingga 1.785 pound hingga jarak sekitar 9 kilometer.

Baca Juga: Viral Pelakor Kini Jadi Korban Pelakor Lain: Bukti Orang yang Pernah Selingkuh, Akan Kembali Selingkuh di Lain Waktu

Serangan senjata ini mampu menembus hingga 12 meter, baik beton maupun penghalang lainnya.

Nama Big Bertha terinspirasi dari Bertha Krupp von Bohlen und Holbach, pemilik perusahaan Krupp yang membuat senjata.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini 8 Senjata Paling Mematikan dalam Perang Dunia I"

Artikel Terkait