Advertorial
Intisari-Online.com -Seorang wanita muda meninggal duniakarena menderita migrain setelah tiga hari dirawat di rumah sakit, ternyatakebiasaanyang sering dilakukan ini pemicunya.
Melansir Kapook, Rabu (7/8/2019) seorang wanita asal Thailand meninggal dunia setelah menderita migrain, ternyata ia telah meminum obat tanpa resep dokter.
Memang banyak obat-obatan untuk sakit yang umum diderita seperti pilek, batuk, hingga pusing, tapi pemakaian obat tentunya tak boleh sembarangan.
Mungkin karena beberapa alasan seperti kesibukan, banyak orang memilih untuk langsung minum obat yang dibelinya sendiri tanpa resep.
Baca Juga: Penelitian: Secangkir Kopi Tambahan Justru Bisa Meningkatkan Kemungkinan Migrain
Dalam sebuah posting Facebook seorang wanita di Thailand, Chudapa Pornngam, menceritakan kisah bagaimana saudara perempuannya meninggal setelah melakukan pengobatan sendiri selama lebih dari setahun.
Dia memulai dengan mengatakan bahwa saudara perempuannya yang berusia 25 tahun sering mengalami migrain dan nyeri haid.
Namun, alih-alih pergi ke dokter, ia membeli obat bebas dan telah meminumnya selama lebih dari setahun.
Kemudian tanggal 2 Agustus, dia menderita sakit kepala, nyeri badan dan sesak di bagian dadanya, dan dia juga muntah sampai pingsan.
Setelah dia dibawa ke rumah sakit, dokter mengetahui bahwa dia memiliki tekanan darah rendah dan mengatakan bahwa penyebabnya mungkin adalah obat yang dia minum.
Dokter memberirujukan padanya untuk bertemu dengan ahli saraf pada 9 Agustus.
Ketika kondisinya membaik setelah melihat dokter, dia kembali ke rumah.
Pada tengah malamdi hari yang sama, dia minum obat lagi, tetapi dia tidak bisa tidur karena dia merasa sangat pusing dan dia terus muntah.
Keesokan harinyadia mengalami sakit kepala persisten.
Pagi berikutnya, tanggal 4 Agustus, tapi dia pergi ke rumah sakit lain.
Dokter di sana memberinya empat macam obat.
Saat itu, dia masih bisa berbicara dengan dokter, tetapi dia muntah.
Sore itu, dia dikirim ke ruang gawat darurat rumah sakit lain.
Di malam hari, dokter memanggil kerabatnya untuk datang dan mengunjunginya.
Di sana, dia berkata bahwa nadinya sangat lemah dan mereka sudah mencoba menyadarkannya dengan defibrilasi 3 kali, tetapi dia masih tidak sadar.
Perlahan, denyut nadinya semakin lemah dan semakin lemah, dan kemudian dia mengembuskan napas terakhir.
Dokter mengatakan bahwa kematiannya mungkin karena serangan jantung atau obat-obatan yang dia konsumsi selama setahun terakhir.
Dia mengatakan bahwa obat-obatan itu terlalu kuat dan tubuhnya tidak dapat menerimanya. Itu menyebabkan kejutan pada sistemnya.
Sebaiknya jika sakit pergi ke dokter untuk mendapatkan obat dan dosis yang tepat.