Gayatri menjelaskan gempa intra-slab seperti yang terjadi di Banten semalam berbeda dengan gempa megthrust.
Gempa dengan mekanisme intra-slab atau berada di bawah zona subduksi disebutkan memiliki pergerakan atau mekanisme agak geser dan naik.
Sementara gempa megathrust, gempa berkekuatan besar yang berada di kedalaman dangkal, bisa memicu tsunami karena memiliki mekanisme naik.
"Kalau gempa (Banten) ini, tidak bergerak naik sehingga air (laut) tidak akan terganggu dan tidak naik menyebabkan tsunami," jelas Gayatri.
Dinihari tadi BMKG juga mencabut peringatan tsunami yang sebelumnya dikeluarkan terkait gempa Banten.
Melalui Twitter, BMKG menuliskan bahwa peringatan potensi dini tsunami yang disebabkan gempa Banten dinyatakan telah berakhir.
Peringatan Dini TSUNAMI yang disebabkan oleh gempa Mag:7.4, 02-Agu-19 19:03:25 WIB, dinyatakan telah berakhir #BMKG
— BMKG (@infoBMKG) August 2, 2019
'Peringatan Dini TSUNAMI yang disebabkan oleh gempa Mag:7.4, 02-Agu-19 19:03:25 WIB, dinyatakan telah berakhir #BMKG'
Masyarakat setidaknya bisa bernapas lega, namun jangan lupa untuk waspada dan tingkatkan kemampuan jika hadapi bencana.
Source | : | Kompas.com,Twitter |
Penulis | : | Nieko Octavi Septiana |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR