Intisari-Online.com - Kurang dari sehari setelah gempa Banten yang berkekuatan 7,4 SR mengguncang Jakarta, muncul pesan berantai mengenai sesar Baribis yang terletak di perut Bumi Jakarta.
Dalam pesan berantai tersebut dinyatakan bahwa letusan Gunung Tangkuban Parahu yang kemudian disusul oleh gempa Banten merupakan pertanda patahan Sunda semakin berada pada kondisi kritis.
Hal ini, klaim pembuat pesan berantai tersebut, sewaktu-waktu dapat memicu aktifnya sesar Lembang di Bandung dan sesar Baribis (tertulis Baribas dalam pesan berantai) di bawah tanah Jakarta.
Belum ada penjelasan khusus mengenai isi dari pesan berantai tersebut. Namun, tidak ada salahnya kita mengenal sesar Baribis, khususnya mengenai potensi bahaya yang dapat dipicu oleh keberadaannya.
Pada 2016, ahli geodasi Australia Achraff Koulali memublikasikan temuannya tentang sesar Baribis aktif yang membentang sepanjang 25 kilometer di selatan Jakarta. Temuan ini dipublikasikan di jurnal internasional Elsevier.
Sesar ini disebut melintang dari Purwakarta, Cibatu-Bekasi, Tangerang, dan Rangkasbitung. Jika ditarik garis lurus dari Cibatu ke Tangerang, sesar Baribis diprediksi melewati beberapa kecamatan di Jakarta.
Sebelum studi dilakukan oleh Achraff, bukti sejarah mencatat adanya gempa besar yang mengguncang Jakarta pada 5 Januari 1699 sekitar pukul 01.30 WIB.
Menurut catatan data gempa yang dibuat profesor geologi asal Jerman, Arthur Wichman, gempa besar di tahun itu merusak 40 bangunan, termasuk bangunan Hindia belanda yang kokoh, seperti Istana Daendels.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR