Advertorial
Intisari-Online.com – Hari ini, Selasa (16/7/2019), telah terjadi gempa di Bali.
Dilansir darikompas.com, gempa terjadi pada pukul 07:18 WIB dan berkekuatan magnitudo 6.
Kepala HumasBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Akhmad Taufan Maulana mengatakan, gempa ini berpusat di 83 kilometer Barat Daya Nusa Dua Bali dengan kedalaman 68 kilometer.
Namun gempa terasa di berbagai daerah seperti Badung, Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, Lombok Barat, Karangkates, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Utara,Jember, dan Lumajang.
Namun Akhmad Taufan Maulana menegaskan gempa hari ini tidak berpotensi tsunami.
Lalu apa penyebab gempa di Bali?
Dilansir dari kompas.com pada Selasa (16/7/2019) siang, Deputi Bidang Geofisika BMKG Muhammad Sadly mengungkap penyebab utama gempa di Bali yang terjadi Selasa (16/7/2019) pagi tadi disebabkan aktivitas lempeng Indo-Australia.
"Pusat Gempa di Selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara ini, berdasarkan kedalaman hiposenternya, merupakan gempa bumi berkedalaman menengah diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia," ujar Sadly saat ditemui di kantor pusat BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2019).
"Hasil analisis mekanisme menunjukkan gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis naik mendatar," tambah dia.
Setelah gempa Bali pertama terjadi pada 07.18 pagi tadi, terjadi sembilan susulan gempa dengan kekuatan kecil.
"Hasil monitoring BMKG menunjukan sembilan kali aktivitas gempa bumi susulan dengan magnitude terbesar M = 3,2 dan magnitude terkecil M = 2,4," ucap dia.
Oleh karenanya, Sadly mengajak masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak bersumber resmi dari pihaknya.
Dia juga mengimbau masyarakat agar menghindari bangunan retak yang berpotensi rubuh bila terjadi guncangan susulan.
Lempeng Indo-Australia
Dilansir dari earthhow.com pada Selasa (16/7/2019), lempeng Indo-Australiaadalah nama untuk dua lempeng tektonik, di mana letaknya berada di benua Australia dan samudera di sekelilingnya yang memanjang ke barat laut sampai ke anak benua India.
Sehingga lempeng Indo-Australia terbagi atas lempeng Australia dan lempeng India yang lebih kecil.
Kedua lempeng tersebut bergabung bersama antara 50 hingga 55 juta tahun abad lalu.
Dahulunya, daratan Australia dan India disatukan dalam super continent atau disebut juga sebagai gondwana.
Pada awal cretaceous, keduanya terpisah akibat rifting (gejala tektonik divergen yang memisahkan benua).
Setelah terpisah, muncullah kerak samudera yang berumur relatif lebih muda dibandingkan dengan kerak Australia dan India sebelumnya.
Hal ini yang menyebabkan terjadi adanya segmentasi pada lempeng Indo-Australia.
Singkat cerita, segmentasi tersebut menuju bergerak Indonesia pada bagian barat dan menghasilkan subduksi yaitu berupa deretan gunung api.
Padahal seperti kita tahu bahwa di Indonesia memang memiliki sederetan gunung api yang menempatkan negara ini dalam kawasan Ring of Fire.
Sehingga potensi kebencanaan di kawasan Indonesia sangatlah tinggi.
Seperti akan sering terjadi gempa karena secara tektonik Indonesia terletak pada 3 lempeng aktif.