Advertorial
Intisari-Online.com – Kita semua akan mati.
Kalimat di atas adalah sebuah kepastian karena nyatanya setiap makhluk hidup akan mati.
Penyebabnya beragam. Ada karena sakit, kecelakaan, terkena bencana, hingga tidur.
Untuk penyebab kematian saat tidur, memang kasus ini jarang terjadi. Tapi nyatanya ada beberapa orang yang meninggal saat tidur.
Misalnya putra Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Panji Hilmansyah (31).
Di mana Panji diketahui meninggal dunia saat sedang tidur di Naples, Florida, Amerika Serikat pada Senin (18/1/2016).
Sekretaris pribadi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, yaitu Fika Fawzia mendapatkan informasi bahwa almarhum terkena serangan jantung saat tidur.
"Meninggal dalam keadaan tidur," ungkap Fika.
Seseorang yang meninggal saat tidur tentu mengagetkan orang-orang yang ditinggalkan, apalagi jika hari sebelumnya orang itu terlihat sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit.
Bagaimana hal itu bisa terjadi?
Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Persahabatan, Agus Dwi Susanto, mengungkapkan, meninggal saat tidur bisa terjadi pada segala usia.
Salah satu penyebab seseorang meninggal saat tidur, yaitu jika memiliki penyakit sleep apnea atau henti napas saat tidur.
"Tipe sleep apnea yang cukup banyak diderita itu Obstructive Sleep Apnea (OSA), yaitu terjadi penyempitan saluran napas atas.”
“Saat terjadi penyempitan, napas bisa berhenti selama 10 detik saat tidur," terang Agus saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (19/1/2016).
Agus menjelaskan, napas berhenti karena penyempitan di saluran napas atas menyebabkan oksigen tidak bisa lewat.
Akibatnya, tidak ada udara ke paru-paru dan oksigen berkurang di seluruh tubuh, termasuk ke jantung dan otak.
OSA pun biasanya terjadi lebih dari lima kali dalam satu jam.
"Kalau orang punya sakit jantung, kalau saat tidur kekurangan oksigen terus-menerus karena OSA, jantungnya juga berhenti sehingga bisa menyebabkan kematian," ujar Agus.
Bertahun-tahun mengalami henti napas saat tidur juga bisa menyebabkan seseorang berisiko terkena stroke dan penyakit jantung koroner.
Sayangnya, banyak orang tak menyadari sering mengalami henti napas saat tidur.
Faktor risiko sleep apneamulai dari kelebihan berat badan, lingkar leher terlalu besar, kelainan saluran napas atas, peradangan saluran napas, merokok, hingga memiliki penyakit paru kronis seperti asma.
Selain Obstructive Sleep Apnea (OSA), ini penyebab lain seseorang meninggal saat tidur seperti dilansir dari Listverse.
1. Jantung berhenti mendadak
Jantung yang mendadak berhenti bekerja dapat terjadi ketika simpul di jantung (nodus sinoatrial) seseorang terganggu.
Kondisi ini murni karena ada kerusakan sistem jantung dan bisa mematikan dalam beberapa menit pertama.
Henti jantung banyak ditemui saat seseorang tertidur karena aliran darah ke otak akan terhenti dan mematikan semua fungsi tubuh yang lain.
Sayangnya, tak banyak gejala yang bisa kita perhatikan sebelum henti jantung terjadi.
2. Aneurisma Serebral
Aneurisma serebral juga dikenal sebagai aneurisma otak. Ini adalah titik lemah di dindning pembuluh darah di otak.
Ketika darah dipompa melalui arteri, titik lemah ini dapat membengkak dan pecah.
Ketika aneurisma pecah, pendarahan hanya berlangsung selama beberapa detik tapi darah menyebabkan kerusakan sel otak di sekitarnya.
Jika tekanan dalam tengkorak makin besar, kondisi bisa berubah fatal secara cepat dan membuat korbannya meninggal.
3. Serangan jantung (infark miokard)
Serangan jantung bisa menyerang saat korbannya tidur, dan biasanya membangunkan mereka lebih dulu sebelum korban terlanjur meninggal dunia.
Serangan jantung terjadi ketika alirah darah ke bagian jantung tersumbat dan tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh.
Namun biasanya korban serangan jantung yang tidur sendiri tidak mampu bertahan lama tanpa bantuan orang lain dan akhirnya meninggal dunia. (Dian Maharani/Aulia Dian)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Bagaimana Seseorang Bisa Meninggal Saat Tidur?")