Advertorial

Ibu Hamil dan Anak-anak Jadi Korban Pembantaian Suku di Papua Nugini, Tubuh Terpotong-potong, Rumah pun Terbakar

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Ade S

Tim Redaksi

Bahkan hingga saat ini pembunuhan itu masih menyimpan misteri dan tidak diketahui, mengapa serangan tersebut dilakukan.
Bahkan hingga saat ini pembunuhan itu masih menyimpan misteri dan tidak diketahui, mengapa serangan tersebut dilakukan.

Intisari-online.com - Papua Nugini adalah sebuah negara yang amat dekat dengan Indonesia, namun sedikit informasi yang kita ketahui dari negeri tersebut.

Menurut Daily Mirror pada Rabu (10/7/2019), baru-baru ini sebuah pembantaian terjadi di provinsi Hela di Papua New Guinea.

Dua wanita hamil dan banyak anak termasuk di antara 24 orang yangmenjadi korban dalam pembantaian suku tersebut.

Korban ditikam dan ditembak sebelum tubuh mereka dipotong di desa Karida, Provinsi Hela.

Baca Juga: Vegetarian Protes dengan Kostum Sapi dan Berpura-pura Mati di Depan Rak Daging Supermarket, Tapi Tak Ada yang Peduli

Korban di antaranya adalah dua wanita, dan delapan anak-anak yang berusia 1-15 tahun.

Bahkan hingga saat ini pembunuhan itu masih menyimpan misteri dan tidak diketahui, mengapa serangan tersebut dilakukan.

Kelompok suku meyakini bahwa pembantaian ini dilakukan atas serangan balas dendam atas pembantaian pada hari Sabtu (6/7) yang menewaskan 7 orang.

Diceritakan, serangan itu terjadi pada pagi buta, penduduk desa tanpa sadar mendapat tamu kemudian mereka membuka pintu.

Baca Juga: Istirahatnya 'BD' Sang Penjelajah

Saat pintu dibuka, penyerang menembakan senapan ke penduduk pada sekitar pukul 6 pagi hari Senin (8/7).

Mereka juga menyerang penduduk desa dengan pisau seman dan membakar beberapa rumah.

Philip Pimua, petugas yang bertanggung jawab atas pusat kesehatan Karida menjelaskan, "Saya bangun di pagi hari pergi untuk ke dapur, namun saya mendengar suara senjata, beberapa rumah dibakar, jadi saya menyadari anak musuh di desa."

"Aku lari dan besembunyi di semak-semak, namun pukul 9 dan 10 saat aku kembali, tubuh-tubuh terpotong dan rumah-rumah sudah terbakar," katanya.

Baca Juga: Dicegat Debt Collector yang Akan Tarik Motor di Jalan? Ini yang Bisa Dilakukan

Kepala inspektur polisi Teddy Augwi mengatakan, "Ini bukan pertarungan suku di mana penduduk desa saling berhadapan di medan perang."

"Ini adalah pertarungan dalam gerilya, yang berarti mereka bermain petak umpet dan saling sergap dengan musuh-musuh mereka," katanya.

Usai insiden tersebut, Pimua bersama penduduk yang selamat membungkus tubuh korban dengan kelambu dan kini melarikan diri dari desa.

Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape menulis, "Banyak anak-anak dan ibu-ibu tidak bersalah dibunuh di desa Munima dan Karida, di daerah pemilihan saya oleh orang bersenjata."

Baca Juga: Tragis! Dimakan Habis oleh 18 Anjingnya Sendiri, Pria Ini Hilang Berbulan-bulan hingga Ditemukan Tulang Belulangnya

Artikel Terkait