Advertorial

Harga Garam Anjlok di Pasaran, Menteri Susi Meradang: Impor Terlalu Banyak dan Bocor, Itu Masalahnya!

Nieko Octavi Septiana
,
Ade S

Tim Redaksi

Menteri Susi Pudjiastuti kembali menyerukan pendapatnya, kali ini mengenai harga garam yang anjlok di pasaran dan membuat petani garam menderita.
Menteri Susi Pudjiastuti kembali menyerukan pendapatnya, kali ini mengenai harga garam yang anjlok di pasaran dan membuat petani garam menderita.

Intisari-Online.Com -Harga garam yang anjlok membuat petani garam mengeluh.

Rupanya keluh kesah dan jeritan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada produksi garam ini juga menjadi perhatian bagi Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.

Menteri Susi mengatakan bahwa harga garam yang anjlok di pasaran lantaran impor berlebih.

Dengan melimpahnya stok garam dalam negeri, mengakibatkan garam yang diproduksi petani lokal harganya anjlok.

Baca Juga: Kisah Menteri Susi Pernah Ditawari Rp50 Triliun Agar Mundur dari Posisi Menteri, Mantan Asisten Ceritakan Kronologinya

“Persoalan harga jatuh adalah impor terlalu banyak dan bocor. Titik. Itu persoalannya,” ujar Susi di kantornya, Jakarta, Kamis (4/7/2019).

Menurut Susi, jika garam impor yang masuk ke dalam negeri di bawah 3 juta ton, maka harga garam di tingkat petambak tidak akan anjlok seperti saat ini.

“Kalau diatur impornya di bawah 3 juta ton kayak tempo hari kan harga di petani masih bisa Rp 2.000, Rp 1.500. Persoalannya impor terlalu banyak dan itu bocor,” kata Susi.

Saat ini harga garam produksi rakyat kualitas unggul (KW I) ada di level Rp 600 per kilogram (kg).

Baca Juga: Berani Kirim Balik 4 Kontainer Sampah ke Kanada, Menteri Susi Apresiasi Bea Cukai Tanjung Perak

Sementara, untuk garam jenis KW II ada di level Rp 500 per kg dan KW III sebesar Rp 400 per kg. Padahal, Padahal tahun lalu, harga garam sempat berada di atas Rp 1.000 per kg. (Akhdi Martin)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulSusi: Harga Garam Petani Anjlok Karena Impor Berlebih dan Bocor

Artikel Terkait