Intisari-Online.com – Beberapa waktu lalu, beberapa sekolah, orangtua murid, hingga para murid mengeluhkan sistem zonasi dalam peneriman siswa baru tahun ajaran 2019 ini.
Alasannya karena di beberapa daerah sekolah belum merata. Sehingga sangat sulit mencari sekolah yang dekat dengan rumah.
Belum lagi fakta bahwa orangtua dan siswa ingin bersekolah di tempat yang baik. Namun karena sekolah tersebut jauh, mereka tidak bisa masuk.
Memang nyatanya sekolah-sekolah di Indonesia belum merata. Entah kekurangan guru hingga bangunan tidak layak.
Contohnya adalah sebuah sekolah dasar negeri (SDN) Wae Mege, Desa Watu Tiri, Kecamatan Lembor Selatan, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, NTT.
Dilansir dari kompas.com pada Rabu (3/7/2019), siswa-siswi SDN Wae Mege di sana sangat merindukan gedung yang layak agar bisa belajar dengan nyaman.
Sejak dibuka pada 2013, SDN Wae Mege itu hanya memiliki satu gedung permanen.
Sementara dua ruangan lain adalah bangunan darurat yang dibangun secara swadaya orangtua siswa.
Selama enam tahun berlalu, siswa-siswi SDN Wae Mege pun terpaksa belajar di bangunan darurat yang sebenarnya sangat tidak mendukung aktivitas pendidikan.
Bangunan darurat itu berlantai tanah, berdinding bambu dan tripleks, serta berlantai tanah.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR