Advertorial
Intisari-online.com - Sebuah fakta mengejutkan baru-baru ini diungkapkan oleh pengadilan Tiongkok.
Melansir Forbes pada Selasa (18/6/2019), sebuah temuan menyebutkan bahwa tahanan di Tiongkok dibunuh untuk dipanen organ tubuhnya.
"Pengambilan organ paksa" dari tahanan Tiongkok ini termasuk penyelidikian bersama praktisi Falun Fong dan Muslim Uighur oleh pengadilan independen pada (17/6).
Menurut pengadilan independen Tiongkok, menyimpulkan pengambilan organ, telah dilakukan selama bertahun-tahun di seluruhTiongkok pada skala yang signifikan.
Namun, mereka belum membongkar atau memastikan bahwa ini terkait dengan industri transplantasi di Tiongkok. Namun pengambilan paksa organ ini dilakukan sampai hari ini.
Temuan ini menyoroti perkiraan jumlah transplantasi aktual yang terjadi, lebih tinggi dari pasokan organ yanbg tersedia.
Kesaksian dari mantan tahanan mengatakan, ekstraksi organ dilakukan pada korban hidup yang terbunuh selama prosedur mereka.
Keputusan akhir ini mengkukuhkan pernyataan bahwa pengambilan organ secara paksa menyalahi hati nurani tahanan telah melibatkan sejumlah besar korban.
Laporan terpisah telah meyebutkan pasar organ semacam itu memang sangat laris dan mendapat perhatian serta memiliki nilai jual fantastis di Tiongkok.
Kembali pada tahun 2014, pemerintah Tiongkok mengklaim praktik pengambilan organ dari tahanan yang dieksekusi akan dihentikan.
Namun, menurut pengadilan tidak demikian, "Praktisi Falun Gong mungkinmenjadi sumber utama pasokan organ."
Falun Gong adalah kelompok spiritual berbasis meditasi yang dilarang, namun memiliki anggota sekitar 10.000 dan sempat melakukan protes di Beijing.
Ribuan anggota Falun Gong telah dipenjara, namun tidak dipastikan apakah Muslim Uyghur juga menjadin korban dalam kasus ini.
Pengadilan mendengar bukti dari kelompok hak asai manusia, penyelidik dan ahli medis pada bulan Desember tahun lalu dan juga April tahun ini.
Kesimpulannya bahwa jumlah transplantasi jauh lebih tinggi daripada angka resmi yang diklaim, ini tanpa penjelasan masuk akal dari seluruh infrastruktur yang dibangununtuk praktik tersebut.
Meski demikian Tiongkok selalu mengklaim bahwa mereka selalu mengikuti prinsip-prinsip panduan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang transplantasi organ manusia.
Baca Juga: Dipasarkan di Facebook Laiknya Jual-Beli Barang Online, Beginilah Realita Pasar Ginjal di Kenya
Berbagai laporan telah memperkirakan jumlah transplantasi di Tiongkok berkisar antara 60.000 hingga 100.000 per tahun.
Penjelasan yang meyakinkan adalah pengakuan aktivis Falun Gong yang dipenjara, dia mengatakan pada The Guardian bahwa "setelah satu bulan di kamp penjara, semua orang diborgol dan dimasukan ke dalam mobil van lalu dibawa ke rumah sakit besar."