Advertorial
Intisari-Online.com - Saat ramai membahas soal hoax atau berita palsu, tiba-tiba seorang teman mengucapkan sebuah kalimat, “Ah, isapan jempol itu!”
Sudah lama tidak mendengar ungkapan “isapan jempol” itu.
Makna isapan jempol dalam obrolan tadi tentu tak berarti mengisap jempol.
Maknanya adalah “mengada-ada, merekayasa”.
Dalam Kompasiana, Gustaaf Kusno menyebutkan bahwa idiom “isapan jempol” merupakan idiom khas warisan bahasa Belanda.
Dikatakan khas karena idiom ini tak dijumpai dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya.
Dalam bahasa Belanda, idiom ini berbunyi iets uit zijn duim zuigen (duim = jempol, zuigen = mengisap).
Sebagai negara jajahan Belanda, tentu kita menyerap banyak idiom khas mereka.
Seperti “hitam di atas putih” yang bunyi aslinya adalah iets zwart op wit zetten (zwart = hitam, wit = putih, zetten = menaruh).
Juga “benang merah” yang aslinya de rode draad (rood = merah, draad = benang).
Pemaknaannya adalah “unsur kesinambungan dari suatu cerita atau kejadian”.
Baca Juga: Tinggalkan Cara Lama, Ini Cara Mudah Masukkan Benang ke dalam Lubang Jarum
“Benang merah” bisa dipastikan bukan diadopsi dari idiom bahasa Inggris red tape, karena red tape bermakna ‘birokrasi yang berbelit-belit’.
Jika mau disebutkan lagi ada “penumpang gelap” yang aslinya zwarterijder (zwart = hitam, gelap, rijder = penumpang); “berdarah biru” yang diambil dari blauw bloed hebben (blauw = biru, bloed = darah, hebben = mempunyai); serta “pemutihan” yang diserap dari kata witwassen (wit = putih, wassen = mencuci).