Advertorial
Intisari-Online.com -Beberapa hari ini nama pemain sinetron "Anak Langit" Angela Gilsha banyak diperbincangkan di dunia maya.
Hal ini terjadi setelah dirinya mengunggah kalimat tentang ketidaknyamanannya dengan bayi yang menangis saat berada di dalam pesawat di Instagram Story miliknya
Bahkan, Angela Gilsha menyebut dirinya lebih memilih hewan dibandingkan bayi untuk naik pesawat.
"Gue lebih setuju bolehin hewan peliharaan masuk pesawat dibanding bayi," ungkap mantan Giorgino Abraham pada Minggu (9/6).
Baca Juga: Menurut Kru Penerbangan 8 Hal Ini Tidak Seharusnya Anda Pakai Saat Berada di Pesawat
Alasan Tak Biasa saat Bayi Menangis
Mendengar seorang bayi yang menangis di pesawat sebenarnya merupakan hal umum.
Namun sangat jarang bayi tidak menangis di dalam pesawat. Kecuali ia sedang tidur.
Lalu mengapa bayi sering menangis di pesawat?
Namun salah satu penyebab lainnya adalah tekanan saat terbang di ketinggian sangat sulit ditanggung untuk bayi dan balita.
“Sebab, ada perbedaan anatomi mendasar antara telinga bayi dan dewasa,” kata Dr. Simon Baer, seorang konsultan bedah telinga, hidung dan tenggorokan di Inggris, kepadaLive Sciencepada Senin (11/2/2019).
"Salah satu alasan utama bayi menangis di pesawat adalah karena mereka tidak pandai menyamakan tekanan di telinga tengah, karena tabung Eustachia infantil umumnya tidak berfungsi sama dengan telinga orang dewasa.”
Tentu saja, ada banyak alasan mengapa bayi sering menangis di pesawat terbang. Misal kelelahan, lapar, kebosanan, marah, rasa sakit, dan keresahan umum.
Baca Juga :Kasus Wanita Kena Kanker Langka Setelah Lakukan Implan Payudara, Ini Bahaya Implan Payudara!
Diketahui tabung Eustachius adalah saluran yang menghubungkan telinga tengah ke nasofaring (tenggorokan bagian atas dan bagian belakang rongga hidung).
Pada dasarnya, tabung ini mengontrol tekanan di dalam telinga tengah, sehingga sama dengan tekanan udara di luar tubuh.
Pipa Eustachius hampir tertutup sebagian besar waktu.
Ia hanya terbuka hanya untuk kegiatan seperti menguap, menelan, dan mengunyah, yang memungkinkan udara melalui bagian antara telinga tengah dan nasofaring.
Ketika tekanan atmosfer berubah dengan cepat, hal ini menyebabkan telinga tersumbat dan sebagian besar orang dewasa akan menguap atau menelan dengan sengaja agar membuka tabung dan menyamakan tekanan di dalam telinga tengah.
Hal ini sering terjadi selama pesawat di ketinggian atau ketika pesawat turun untuk mendarat.
Tetapi telinga bayi tidak bisa melakukannya atau bayi masih tidak mengerti cara melakukannya.
Yang mereka rasakan adalah telinga mereka sakit dan menangis adalah jalan terbaik agar orang di sekitarnya tahu dia kesakitan.
Lalu adalah cara agar bayi tidak menangis di pesawat?
Jawabannya ada.
Menurut sebuah tinjauan pada 2007 di Paediatrics & Child Health, cara untuk menyeimbangkan perbedaan tekanan di telinga tengah adalah melalui apa yang disebut manuver Valsalva, yaitu, mencubit hidung dan meniup telinga.
Jika bayi masih menangis, pastikan bayi Anda bangun. Lalu mengisap botol susunya dan menghindari terbang ketika bayi menderita infeksi saluran pernapasan atas.
Baca Juga :Jadi Makanan Favorit Banyak Orang, Apakah Sushi Benar-benar Sehat Untuk Dikonsumsi?
Untuk para orangtua, Gordon Harrison, kepala audiolog di rantai ritel optik dan pendengaran AS, punya nasihat.
“Cara sederhana untuk membantu meringankan efek tekanan pada telinga adalah dengan memberikan udara sebanyak mungkin ke telinga melalui menelan atau menguap,” ucap Gordon.
Namun, ia mengakui bahwa ini tidak selalu mudah ketika berhadapan dengan anak berusia 1 tahun.
"Saya hanya bisa memberi trik seperti mengunyah, menguap, atau minum melalui sedotan saat lepas landas dan mendarat.”
Hanya saja Gordon mengatakan bahwa rasa sakit di telinga bayi tersebut tidak akan lama.
"Yakinlah bahwa biasanya rasa sakit itu hanya sementara," katanya.
"Itu tidak akan menyebabkan masalah yang berkepanjangan dan kemungkinan besar akan berkurang dalam beberapa menit.”
“Karena pada akhirnya tabung Eustachio akan terbuka untuk membiarkan tekanan udara menyamakan di kedua sisi gendang telinga,” tutup Gordon.
(Mentari DP)