Advertorial
Intisari-Online.Com -Seorang lelaki membantai pacarnya dengan gergajilengkung danberhubungan intim di lantai sebelum korban mati kehabisan darah.
Seorang wanita tewas secara tragis setelah diserang oleh pacarnya sendiri.
Bahkan pelaku masih sempat memperkosa pacarnya yang tengah sekarat karena darah mengucur deras dari lukanya.
Dilansir dari Daily Mail (11/6/2019), serangan mengerikan itu terjadi setelah seorang lelaki berusia 46 tahun dan pacarnya yang berusia 26 tahun sedang minum-minum di rumah komunitas adat terpencil di dekat Cairns, Queensland, Australia, pada April 2016.
Baca Juga: Niat Memperkosa Dokter Muda, Pria ini Justru Alami Hal Mengerikan Hingga Dilarikan ke Rumah Sakit
Mereka minum alkohol di kamar mereka bersama putri lelaki itu dan perempuan lain sebelum para tamu pergi, meninggalkan pasangan itu di rumah bersama saudara lelaki itu.
Pasangan itu kemudian minum anggur, sementara saudara lelakinya pergi ke kamarnya sendiri karena dia tahu lelaki itu menjadi kasar ketika dia minum.
Setelah minum-minum, pasangan itu berdebat sengit yang didengar oleh saudara dan tetangganya, tapi mereka terlalu takut untuk campur tangan.
Dari wawancara yang dilakukan polisi, dilaporkan pertengkaran itu dimulai ketika pacar lelaki itu memintanya untuk menghabiskan alkohol, padahal ia ingin menyimpannya untuk ulang tahunnya pada bulan depan.
Selama pertengkaran, dia memukulnya dengan tangan kosong sebelum mempersenjatai dirinya dengangergaji melengkung yang dia simpan di lemari.
Menurutreviewdari kasus tersebut, pria itu mengatakan dia menggunakan gergaji untuk menebasnya agar dia menjauh darinya.
Lelaki itu terus menyerangnya hingga pacarnya jatuh ke lantai dan memohon agar menghentikan kekerasan itu sambil meraih pergelangan kaki si pria.
Pria itu berhenti memukulnya, mulai melepaskan pakaiannya dan mulai berhubungan intim dengan korban yang tengah bercucuran darah.
Pelakumengklaim pacarnya memintanya untuk berhubungan intim, tetapi ibusatu anak itu mengeluarkan darah begitu banyak dari lengannya sehingga dia meninggal karena kehabisan darah.
Setelah berhubungan seks, pria itu mengatakan diamengambil bantal dari tempat tidur dan berbaring di lantai dengan korban untuk tidur berdua.
Dia bangun kemudian dan menyadari pacarnya sudah tewas.
Pagi berikutnya, dia pergi ke kantor polisi setempat dan berkata, "Saya tidak ingat apakah saya melakukannya.Saya pikir saya membunuh pacar saya.Saya meninggalkannya di rumah."
Atas perbuatannya pria itu didakwa melakukan pembunuhan, pemerkosaan, danberhubungan dengan mayat.
Lelaki itu dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh Mahkamah Agung di Cairns pada Juli 2017.
Hakim yang menjatuhkan hukuman menggambarkan serangan itu sebagai 'serangan brutal, berkelanjutan, bersenjata yang melibatkan kejutan, kekerasan mematikan, dipicu oleh konsumsi alkohol yang berlebihan.'
Kasus ini ditinjau bulan lalu oleh Pengadilan Koroner Queensland sebagai bagian dari penyelidikan pemerintah Queensland mengenai kekerasan dalam rumah tangga Aborigin.
Tinjauan kasus mengungkapkan ini bukan pertama kalinya wanita itu dilecehkan.
Enam bulan sebelum pembunuhannya, pria itu menyerangnya dengan pisau besar dan mengancam akan memenggal kepalanya jika dia tergoda pria lain.
Beberapa hari kemudian dia didakwa melakukan penyerangan lagi dengan pisau.
Pria itu masuk penjara selama tiga bulan , tetapi setelah bebas dia kembali mengancam wanita itu dengan woomera, alat pelempar tombak Aborigin.
Tidak ada tindakan polisi yang diambil mengenai serangan ini karena petugas tidak percayadakwaan tersebut, setelahnya wanita itu ditemukan tewas tiga bulan kemudian.