Pendekatan ini jelas lebih mudah dibanding tes darah serta penilaian faktor risiko seperti berat badan dan riwayat keluarga.
Metode ini bekerja karena glukosa dalam darah dan cairan tubuh lainnya dapat secara acak menempel pada banyak molekul protein yang berbeda di kulit dan jaringan lain.
"Ini seperti lem," kata Bruce Wolffenbuttel dari Universitas Groningen di Belanda.
Protein "terglikasi" ini, yang dikenal sebagai produk akhir glikasi lanjut, atau AGE, membuat jaringan lebih kaku, termasuk dinding pembuluh darah, yang menyebabkan tekanan darah tinggi.
Akumulasi Age dalam jaringan kita terjadi secara alami seiring bertambahnya usia tetapi dipercepat pada penderita diabetes.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR