Advertorial

Ayah Dewi Perssik Meninggal Karena Diabetes: Ternyata Diabetes Dapat Dideteksi Hanya Dengan Menyinari Kulit

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Menyinari kulit bisa menjadi tes baru untuk melihat apakah seseorang dalam tahap awal diabetes dan penyakit jantung.
Menyinari kulit bisa menjadi tes baru untuk melihat apakah seseorang dalam tahap awal diabetes dan penyakit jantung.

Intisari-Online.com - Ayah Dewi Perssik, telah cukup lama berjuang melawan penyakit diabetes.

Hingga kemarin, Minggu (9/6/2019), ayah penyanyi dangdut itu, Mochammad Aidil akhirnya tutup usia dengan tenang.

Ayah Dewi Perssik yang meninggal dunia di Rumah Sakit Siloam, Jakarta tersebut diketahui juga mengalami komplikasi dari diabetes yang dideritanya berupa ginjal dan paru-paru.

Diabetes sendiri biasanya ditandai dengan kondisi tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah.

Baca Juga: Sarapan dengan Ubi Jalar Setiap Pagi, Inilah Hal Ajaib yang Akan Terjadi Pada Tubuh Anda

Cara terbaik untuk mengetahuinya tentu saja melalui cek gula darah di laboratorium.

Terlepas dari kabar duka tersebut, tahukah Anda bahwa diabetes bisa dideteksi dengan menyinari kulit?

Dilansir dari New Scientist, menyinari kulit bisa menjadi tes baru untuk melihat apakah seseorang dalam tahap awal diabetes dan penyakit jantung.

Baca Juga: Deretan Kode Rahasia saat Bepergian, Wajib Tahu Tapi Berdoalah Anda Tak Pernah Mendengarnya

Pendekatan ini jelas lebih mudah dibanding tes darah serta penilaian faktor risiko seperti berat badan dan riwayat keluarga.

Metode ini bekerja karena glukosa dalam darah dan cairan tubuh lainnya dapat secara acak menempel pada banyak molekul protein yang berbeda di kulit dan jaringan lain.

"Ini seperti lem," kata Bruce Wolffenbuttel dari Universitas Groningen di Belanda.

Protein "terglikasi" ini, yang dikenal sebagai produk akhir glikasi lanjut, atau AGE, membuat jaringan lebih kaku, termasuk dinding pembuluh darah, yang menyebabkan tekanan darah tinggi.

Akumulasi Age dalam jaringan kita terjadi secara alami seiring bertambahnya usia tetapi dipercepat pada penderita diabetes.

Baca Juga: Kisah Penggali Selokan yang Temukan 'Jalan Rahasia' ke Gudang Emas Terbesar, Namun Justru Ini yang Dilakukannya

Tidak hanya penderita positif diabetes, ini juga terdeteksi pada mereka yang berada pada tahap paling awal diabetes namun belum terdagnosis.

Kadar AGE dapat diukur di dalam kulit, karena mereka memantulkan cahaya neon secara berbeda terhadap protein yang tidak terglikasi.

Perangkat genggam kecil yang disebut AGE reader telah dikembangkan oleh perusahaan Belanda bernama Diagnoptics.

Alat itu bersinar dan menghantarkan cahaya neon ke kulit dan mendeteksi apakah ada yang memantul kembali.

Tim juga telah melakukan penelitian dengan mengamati sekitar 70.000 peserta yang bebas dari diabetes dan penyakit jantung pada awalnya dan menjalani tes AGE.

Empat tahun kemudian, mereka yang memiliki nilai AGE tinggi pada awalnya memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes atau penyakit jantung.

Hal ini menunjukkan bahwa tes mungkin dapat digunakan dalam skrining kepada masyarakat akan penyakit ini.

Namun, itu harusnya teliti dan hati-hati benar atau tetap memungkinkan adanya risiko skrining salah diagnosis.

Baca Juga: Pernah 'Menguasai' Bumi, Kucing Purba Bertaring Pedang Bisa Lakukan Hal Mengerikan Ini pada Tengkorak Lawannya

Artikel Terkait