Advertorial

Agung Laksono Kenang Kesetiaan SBY dan Ani Yudhoyono: 'Jalan pun Tidak Ada yang di Depan atau di Belakang'

Nieko Octavi Septiana
Mentari DP

Tim Redaksi

Agung Laksono kenang kesetiaan SBy dan Ani Yudhoyono, ungkap ketika jalan pun tidak ada yang di depan dan di belakang.
Agung Laksono kenang kesetiaan SBy dan Ani Yudhoyono, ungkap ketika jalan pun tidak ada yang di depan dan di belakang.

Intisari-Online.Com -Ani Yudhoyono telah berpulang ke Sang Pencipta pada 1 Juni 2019 di usia 66 tahun.

Ani Yudhoyono menghembuskan napas terakhir di ruang ICU National University Hospital pukul 11.50 waktu Singapura.

Menyusul kabar duka tersebut, keluarga maupun kerabat dan rekan-rekan SBY dan Ibu Ani Yudhoyono turut datang ke NUH, Singapura, termasuk Agung Laksono, Menko Kesra Periode 2009-2019.

Dalam siaran Kompas TV, Agung Laksono menyampaikan duka yang mendalam.

Baca Juga: Detik-detik Meninggalnya Ani Yudhoyono, Sempat Alami Gagal Napas dan Dibantu Respirator

"Kami merasa kehilangan, saya kira bangsa Indonesia juga kehilangan...," tuturnya.

Agung Laksono menceritakan kondisi di NUH saat itu sangat ramai sehingga ia mundur dan memberikan waktu untuk keluarga dekat SBY terlebih dahulu.

Saat ditanyakan mengenai bagaimana kecintaan Ibu Ani pada negeri, Menko Kesra di era ketika SBY menjabat sebagai Presiden RItersebut mengatakan Ibu Ani adalah orang yang gigih.

Selain itu yang membuat Ibu Ani istimewa adalah sikap suportifnya pada keluarga.

"Beliau bukan saja seorang yang gigih dalam memperjuangkan kepentingan nasional, kepentingan ibu-ibu, kaum perempuan, tapi beliau juga seorang ibu rumah tangga yang setia pada suaminya dan kepada perjuangannya, seluruh hidupnya," kata Agung Laksono.

Ia kemudian menjelaskan hal yang diingatnya tentang Ibu Ani dalam perannya sebagai seorang istri adalah betapa setianyaia padaSBY.

"Saya tidak pernah melihat PakSBY sendiri, selalu dalam kegiatan berdua."

"Jalan pun tidak pernah ada yang di belakang ada yang di depan, tapi sama-sama. Saya kira itu adalah panutan bagi seorang pemimpin."

Baca Juga: Ani Yudhoyono Meninggal Dunia: Keinginan Terakhir SBY Sebelum Jenazah Istrinya Dimakamkan

Ketika ditanya pengalaman pribadi mengenai Ibu Ani, ia mengingat bahwa Ibu Ani adalah sosok yang tidak mementingkan kepentingan pribadinya.

"Saya mengenal Ibu Ani itu adalah emas."

"Ketika saya sekolah mahasiswa di Fakultas Kedokteran UKI saya adalah senior, dia junior dan tidak selesai memang, dia keburu menikah denganPakYudhoyono.

"Dan ketika menjadi Ibu Negara, saya tanyakan 'Ibu apa akan melanjutkan?', katanya 'Ah nggak sudah cukup untuk sekolah sampai di situ, terima kasih bisa sempat mengikuti sekolah pendidikan tinggi Fakultas Kedokteran UKI, namun tidak bisa diteruskan karena tugas-tugas sebagai seorang istri, seorang ibu'.

"Dan sekarang beliau akan memilih untuk berjuang untuk bersama suaminya, berjuangmengabdi untuk kepentingan bangsa," jelas Agung Laksono.

"Jadi dari situ saya lihat dia tidak mengutamakan kepentingan pribadi tapi kepentingan nusa dan bangsa, mengasuh dan mendidik anak-anaknya."

"Saya rasa sebuah keteladanan kehidupan keluarga."

Saat ditanya mengenai apa yang pernah diberikan Ibu Ani,pejabat di era SBY itu mengatakan 'pemberian' yang paling berkesan dari Ibu Ani adalah pesan-pesannya, terutama tentang keluarga.

"Kita ini dalam bekerja boleh maksimal,dalam bertugasuntuk optimal, segala kemapuan yang ada pada kita, kapasitas kita, optimalkan untuk pekerjaan."

"Tapi jangan lupa pada kehidupan keluarga, karena itulah yang akan mengawal, mengerem, memberi arahan, dan support juga secara sikap mental yang baik dari keluarga, terutama dari istri ke anak-anaknya," kata Agung Laksono mengenang ucapan Ibu Ani.

Mengingat betapa seringnya Ibu Ani berpesan demikian, menurut Agung Laksono, Ibu Ani adalah orang yang sangat peduli pada keluarga.

"Keluarga sangat signifikan di mata beliau. Itu yang sering diingatkan pada kami semua," tutur Agung Laksono.

Baca Juga: Ani Yudhoyono Meninggal Dunia: Kesetiaan SBY yang Nyaris Tak Pernah Meninggalkannya

Artikel Terkait