Advertorial

Diet yang Buruk Lebih Mematikan Dibanding Merokok atau Tekanan Darah Tinggi

Agus Surono
,
T. Tjahjo Widyasmoro

Tim Redaksi

Banyak macam diet bisa kita temukan di jagat maya. Namun harus disikapi dengan hati-hati. Soalnya, diet yang buruk ternyata lebih mematikan.
Banyak macam diet bisa kita temukan di jagat maya. Namun harus disikapi dengan hati-hati. Soalnya, diet yang buruk ternyata lebih mematikan.

Intisari-Online.com - Penelitian yang dimuat di jurnal Lancet ini harusnya menjadi sentilan bagi kita. Pola makan yang buruk ternyata menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Lebih tinggi dibandingkan faktor risiko konvensional seperti merokok dan tekanan darah tinggi.

Penelitian tersebut menganalisis konsumsi makanan orang dewasa berusia 25 tahun ke atas mulai 1990 hingga 2017 di 195 negara dan membandingkan bagaimana hal itu mempengaruhi peluang mereka mengalami kematian dini.

Hasilnya, 11 juta kematian – atau 22 persen – di seluruh dunia disebabkan oleh pola makan yang buruk.

Lebih spesifik, dari jumlah itu, 9,5 juta disebabkan oleh penyakit kardiovaskular, lebih dari 900.000 disebabkan oleh kanker terkait diet, lebih dari 330.000 disebabkan oleh diabetes, dan lebih dari 136.000 disebabkan oleh penyakit ginjal.

Baca Juga: Wah, Rutin Berhubungan Intim Ternyata Bisa Bantu Keluarkan Batu Ginjal

Di sisi lain, faktor risiko yang lebih umum seperti tekanan darah tinggi dan merokok menyebabkan kematian sebesar 10,4 juta dan 8 juta. Para peneliti juga menemukan bahwa pola makan yang buruk berkaitan dengan masa tua yang menderita

Lantas, apa yang membuat pola makan kita sangat buruk?

Ada tiga hal utama yang patut kita perhatikan: asupan natrium yang tinggi (lebih dari 3 gram sehari), asupan biji-bijian yang rendah (kurang dari 125 gram sehari), dan asupan buah yang rendah (kurang dari 250 gram sehari). Selain itu, diet rendah kacang-kacangan dan biji-bijian serta asupan rendah sayuran juga menjadi biang keroknya.

Fakta memang berbicara. Orang hanya makan kacang-kacangan sebanyak 12 persen dari asupan 20,5 gram yang direkomendasikan.

Baca Juga: Makan Kacang-Kacangan Secara Rutin Mampu Melawan Diabetes

Sebaliknya, konsumsi daging olahan malah 90 persen lebih tinggi dari asupan 2 gram yang direkomendasikan.

Pola makan yang buruk dapat “merusak” tubuh dengan banyak cara. Tidak hanya meningkatkan risiko obesitas – yang kemudian berkawan dengan penyakit jantung - tetapi terlalu banyak atau terlalu sedikit nutrisi spesifik juga dapat membahayakan kesehatan kita dengan cara lain juga.

Diet rendah buah dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke dan penyakit kardiovaskular; diet tinggi sodium dapat meningkatkan risiko kanker lambung; dan diet rendah serat dapat meningkatkan risiko kanker usus besar.

Begitu penjelasan salah satu anggota tim peneliti, Ashkan Afshin, Ph.D., asisten profesor di Institute for Health Metrics and Evaluation, University of Washington, kepada Runner's World.

Baca Juga: Istri Ustaz Nur Maulana Meninggal Karena Kanker Usus: Ternyata Nonton TV Bisa Tingkatkan Risiko Kena Kanker Usus Lho!

Jangan sampai mau menurunkan berat badan malah kondisi badan menjadi tak karuan.

Artikel Terkait