Intisari-Online.com – Gunung Agung di Bali meletus dan memuntahkan lava pada Jumat (24/5/2019) malam.
Dilaporkan oleh dailyma.ilco.uk pada Sabtu (25/5/2019), lava menyembur ke luar dari kawah dan menuruni lereng sejauh 3 km.
Letusan berlangsung selama empat menit dan 30 detik.
Hanya saja menurut Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengatakan, tidak ada evakuasi segera karena desa-desa tersebut berada dalam zona aman.
Walau begitu, aktivitas Gunung Agung memang sering membuat warga Indonesia khawatir.
Tak terkecuali, bagi mereka yang memang tinggal di Bali.
Meski, pada dasarnya mereka sudah sangat 'akrab' dengan gunung yang pernah alami letusan besar pada Maret 1963 tersebut.
Warga Bali memiliki sederet cerita dan mitos seputar gunung suci yang sempat dianggap sudah 'mati' tersebut.
Kisah mengenai cerita, mitos, dan legenda Gunung Agung sendiri terekam dalam artikel “Purnama: Bencana, Mistik, dan Kecurangan” yang terbit di Majalah Intisari edisi Maret 1993 di bawah ini.
---
Tak seorang pun mengharapkan datangnya bencana, apa pun bentuknya.
Entah itu gempa bumi, banjir, tanah longsor atau meletusnya sebuah gunung.
Hiruk pikuk dan ratap tangis, itulah yang dihadapi warga Kab. Karangasem, dan masyarakat Bali umumnya, ketika Gunung Agung meletus, Maret 1963.
Setelah bencana lewat, yang tersisa hanya reruntuhan bumi, pasir dan batu serta sederet cerita yang masih bisa dikenang terus.
Tentang gunung suci semula gunung tersebut dianggap sudah “mati”.
Beberapa sumber memang menegaskan hal itu.
Misalnya atlas tentang Bali terbitan Belanda 1950 hanya menyebutkan Batur sebagai gunung yang masih aktif.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR