Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ditemukan mayat di gunung Everest dan mayat-mayat tersebut dalam kondisi yang cukup memilukan.
Mengapa hal demikian bisa terjadi pada jasad-jasad pendaki tersebut? Dilansir dari ranker.com, inilah sebenarnya yang terjadi pada pendaki yang sekarat dan kemudian tewas di Gunung Everest:
1. Jika bukan longsor, mungkin pendaki akan terjatuh
Dari semua pendaki, sekitar 6,5% telah tewas yang berarti bahwa ratusan orang telah meninggal. Es yang licin, tebing dan goresan sesekali membunuh pendaki, namun penyebab kematian nomor satu adalah dingin disertai kelelahan.
Daerah di atas ketinggian 8.000 meter disebut "Zona Kematian," karena jumlah oksigen rendah, suhu rendah, dan kemungkinan cuaca buruk.
2. Cuaca yang sangat mengerikan
Banyak pendaki akhirnya terjebak di Everest karena cuacanya. Badai bisa menurunkan suhu, menurunkan jarak pandang dan membuat navigasi menuruni gunung hampir tidak mungkin.
3. Pendaki akan terlalu lelah untuk pindah
Tingkat oksigen rendah ini berarti jantung dan paru-paru tidak dapat bekerja seperti seharusnya, mengakibatkan otot-otot sakit, sesak napas, dan kelelahan.
Dingin membuat jantung bekerja lebih keras, setiap langkah akan menjadi perjuangan, sampai pendaki tidak bisa terus berjalan, dan perlu istirahat.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR