Advertorial
Intisari-Online.com - Disebut-sebut sebagai pembunuh berantai pertama di dunia, Liu Pengli adalah seorang pangeran Han abad ke-2 SM.
Dikisahkan bahwa Liu Pengli adalah sosok yang sombong kejam yang gemar merampok dan membunuh orang.
Jadi, bukan hanya pembunuh berantai, dia juga perampok yang bergerak sendiri.
Semasa hidupnya, Pengli melakukan penyalahgunaan kekuasaan.
Baca Juga: Kisah Wanita-wanita Korut yang Terjebak Sebagai 'Budak Nafsu' di China Dibaderol Mulai Rp1,5 Juta
Bahkan selalu mengindar dari hukum dan meski diberi tahu kesalahannya, Pengli akan akan tetap berbuat hal serupa.
Korban Pengli konon melebihi 100, pembunuhan itu juga diketahui di seluruh kerajaan.
Hal itu membuat orang-orang takut untuk meninggalkan rumah mereka di malam hari.
Baca Juga: Sering Begadang Sambil Main Ponsel, Tubuh Anda Mungkin Akan Mengalami 5 Perubahan Ini
Sebagai seorang pangeran, Pengli berpikir bahwa dia memiliki izin untuk membunuh.
Selama lebih dari dua dekade, Pengli yang haus darah akan melakukan ekspedisi perampokan dengan puluhan budak atau pria muda yang selalu bersembunyi dari hukum.
Selain membunuh lebih dari seratus orang secara total, Pengli juga merebut harta benda mereka.
Salah satu putra korbannya pada akhirnya akan melaporkan hobinya yang berdarah-darah kepada kaisar.
Tetapi alih-alih menaati saran pengadilan tentang kematian, kaisar justru menyelamatkannya.
Kaisar hanya menelanjangi gelarnya dan membuangnya dari kerajaan.
Liu Pengli dibuat menjadi orang biasa dan dibuang ke wilayah Shangyong.
Baca Juga: Tidur Tidak Nyenyak? Tekan 4 Titik Ini dan Maka Tidur Anda Akan Lebih Nyenyak
Dengan kata lain, Liu Pengli pada dasarnya lolos dari pembunuhan.
Salah satu aspek menarik dari pembunuh berantai adalah bagaimana mereka tampaknya terjebak dalam lingkaran kematian.
Mereka terpesona dengan pembunuhan orang dan perlu melakukannya lagi dan lagi.
Seandainya Kaisar tidak ikut campur, Pengli akan terus melakukan perampokan atau menghadapi semacam perang dari rakyat.
Dengan kata lain, hampir tidak mungkin kehinaannya bisa berlanjut seperti itu dan harus menghadapi beberapa akibat.
Baca Juga: Hurrem Sultan, Budak yang Jadi 'Mawar Kebahagiaan' Suleiman I Sekaligus Wanita Berbahaya Ottoman