Advertorial

Kisah Seorang Astronot yang Meninggal Terjun dari Ruang Angkasa, Saat Ditemukan Seperti Inilah Wujudnya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Misi demi misi dilakukan oleh Komarov dan semuanya berjalan dengan baik, hingga suatu ketika tahun 1967, Komarov kembali dikirim ke ruang angkasa.
Misi demi misi dilakukan oleh Komarov dan semuanya berjalan dengan baik, hingga suatu ketika tahun 1967, Komarov kembali dikirim ke ruang angkasa.

Intisari-Online.com - Pada tahun 1927, seorang bayi lahir di sebuah keluarga pekerja biasa di Moskow.

Dia diberikan nama Vladimir Komarov.

Hidup dalam keluarga miskin dan sederhana, suatu ketika ayah Komarov mendapatkan pekerjaan bergaji besar. Sejak itulah nasibnya mulai berubah.

Komarov yang masih kecil memiliki minat untuk terbang.

Baca Juga: Makan Itu Sebelum atau Setelah Berolahraga? Ini Jawaban Para Ahli

Dia suka membuat baling-baling dan model pesawat terbang yang membuatnya sering menerima penghargaan di sekolah.

Namun, ketika perang pecah Komarov harus menghentikan studinya dan ayahnya juga meninggal karena perang.

Komarov akhirnya bekerja di pertanian, dan sering menghidupkan alat mekanis pertanian, dia bermimpi suatu hari bisa terbang.

Kesempatan itu membuatnya diperhatikan orang-orang Akademi Penerbangan Khusus di Moskow, dan mereka menyukai bocah ini.

Akhirnya dia direkrut ke sekolah penerbangan setelah bertahun-tahun mengenyam pendidikan, dia menjadi juara dalam bertarung melawan musuh.

Tahun 1945, Komarov lulus sebagai lulusan terbaik.

Tetapi perang telah usai, dia tidak memiliki kesempatan untuk terlibat dalam perang, itu adalah penyesalan baginya.

Baca Juga: 7 Pesawat Tempur Prancis Jenis Rafale Mendarat Darurat di Lanud Aceh Besar, Ada Apa?

Meski demikian, pada akhir Perang Dunia II pilot masih sangat langka, dan banyak perang regional pecah di dunia, Komarov kemudian masuk ke dalam pilot pertempuran di Kaukasus.

Hanya tiga tahun kemudian, Komarov menjadi pilot kepala di kolom Kaukasus, dan pergi ke Royal Academy of Enginering di Moskow untuk mengejar gelar Ph.D.

Setelah lulus, dia menjadi pilot letnan dengan gelar insiyur senior.

Tahun 1960, "perang antariksa" dengan Amerika Serikat dimulai, Komarov yang memiliki mimpi untuk terbang terpilih dari 3.000 astronot.

Dia memimpin dam menjadi astronot pertama, sebelum akhirnya suatu hal buruk terjadi.

Tahun 1960, Komarov yang berusia 33 tahun terluka dalam sesi pelatihan dan harus menjalani perawatan.

Dokter menilai dia tidak bisa melakukan aktivitas apapun selama 6 bulan, namun dia tidak menyerah dan terus berupaya untuk segera pulih.

Setelah istirahat selama lima bulan, Komarov pulih kesehatannya pulih dengan cepat, dan dipuji dokter sebaagai kejaiban.

Namun, dokter lagi-lagi menemukan masalah, melalui elektrokardiogram jantung Komarov bermasalahan, namun karena pengalamannya yang tinggi dia tidak bisa diganti.

Tahun 1963, astronot Soviet dibagi menjadi enam kelompok, pada usia 36 secara ajaib jantung Komarov pulih, dan tim tersebut siap terbang ke luar angkas untuk pertama kalinya dalam sejarah manusia.

Berkat pengalaman Komarov yang kaya, 11 Oktober 1960 dia dikirim ke angkasa, dan memasuki orbit, selama masa ini Komarov melakukan pekerjaanya dengan baik.

Dia memberikan salam, kepada Olympiade Tokyo dalam orbit, setelah dia berhasil mendarat dengan selamat di Uni Soviet, dia mendapatkan Medali Lenin dan penghargaan.

Baca Juga: Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Misi demi misi dilakukan oleh Komarov dan semuanya berjalan dengan baik, hingga suatu ketika tahun 1967, Komarov kembali dikirim ke ruang angkasa.

Namun hal berbahaya dilakukannya, dia becanda bahwa pesawat ruang angkasa adalah peti mati terbuka miliknya sendiri.

Untuk menyelesaikan tugasnya dia bekerja 12 hingga 14 jam sehari, dengan hati-hati merawat pesawat ruang angkasa.

Situasi berubah ketika panel surya Soyuz tidak bisa terbuka, mengakibatkan energinya tidak tercukupi untuk meluncurkan radio, dan membuat Komarov kehilangan kontak.

Komarov akhirnya hanya bisa mengakhiri rencana untuk kembali ke bumi lebih awal, energi yang tidak memadai menyebabkan penentuan posisi yang tidak akurat.

Komarov keluar dari kabiin untuk menyesuaikan orbit secara manual, setelah bekerja keras Komarov membiarkan pesawat memasuki orbit bumi dan bergegas ke atmosfer.

Selama pendaratan, perarutnya gagal terbuka, dan membuatnya menghantam bumi dengan kecepatan tinggi, hingga menghantam tanah.

Hal itu menyebabkan ledakan kuat, tubuh Komarov hancur dan terbakar pada kokas pada suhu tinggi, dan menyisakan tulang dan kaki yang harus dilestarikan.

Baca Juga: BaBe Luncurkan AI Academy, Program Untuk Perkuat Kompetensi Digital para Pelajar di Indonesia

Artikel Terkait