Advertorial
Intisari-Online.com – Komika sekaligus Youtuber Indonesia, Raditya Dika, diketahui baru saja dikaruniai anak pertama dengan sang istri, Annisa Aziza.
Kelahiran anak pertama Raditya Dika tersebut berlangsung pada Senin (6/5/2019).
Dalam akun Instagramnya, Raditya Dika mengumumkan bahwa anak pertamanya ini berjenis kelamin perempuan dan diberi nama Alinea Ava Nasution.
Menurut pantauan TribunnewsBogor.com, Raditya Dika mengunggah video yang berjudul "Lahiran Anak Pertama" di YouTube dan meraih 2,8 juta viewer.
Dari hasil viewer jutaan tersebut sebanding dengan adsense atau iklanYoutube-nya.
Sehingga, tak heranRadityaDikapun memperoleh banyak uang dari pemasukan iklan atau adsenseYoutubetersebut.
Bahkan menurut Raditya Dika, uang hasil adsense atau iklan Youtube kelahiran anak pertamanya ini bisa menutupi biaya kelahiran, mulai dari rumah sakit hingga obat dan lain sebagainya.
"Cuman gila lho, video anak gue yang cerita soal lahiran, itu duit dari adsense-nya itu nutupin duit lahiran dia, sama rumah sakit, obat dan sama semuanya," bongkarRadityaDika.
Sudah banyak yang tahu bahwa menjadi YouTuber bisa menghasilan pundi-pundi uang.
Contohnya sudah banyak, Ria Ricis bisa beli rumah mewah, hingga Atta Halilintar dengan banyak sponsor.
Lalu bagaimana bisa menghasilkan uang dari YouTube?
Aturan mainnya cukup sederhana. Kita cukup membuat video buatan sendiri, sekreatif dan semenarik mungkin, lalu diunggah ke YouTube.
Semakin banyak orang menyaksikan (view) dan berlangganan (subscribe) video kita, semakin besar pula kemungkinan kita memperoleh pendapatan.
Jika saluran YouTube kita terdaftar sebagai mitra YouTube, kita dapat memonetisasi atau menguangkan setiap video yang telah di-uploaddan memperoleh pendapatan dari uang yang dihasilkan.
Caranya bermacam-macam, seperti melalui iklan yang di tampilkan dalam video, membuat video langganan berbayar, hingga mendapatkan dana dari penggemar.
Bisa dibilang memperoleh pendapatan dari monetisasi YouTube ini gampang-gampang susah.
Selain kewajiban membuat dan mengunggah video, aturan mainnya pun tetap ada untuk sampai video atau saluran YouTube kita bisa dimonetisasi.
Misalnya aturan itu mencakup, konten harus ramah pengiklan, video asli buatan sendiri, dsb.
Tapi jangan khawatir, tak sedikit orang telah berhasil meniti “kariernya” di dunia per-YouTube-an.
Aturan main
Setelah kita memiliki saluran YouTube dan memiliki video di dalamnya, maka saluran itu harus diverifikasi oleh program kemitraan YouTube untuk membuka berbagai fitur lanjutan.
Salah satunya adalah fitur monetisasi, cara untuk menguangkan video yang kita miliki—tentu setelah memenuhi syarat yang berlaku.
Setelah video disetujui untuk dimonetisasi, YouTube akan menempatkan iklan di dalam atau di dekat video sesuai pengaturan yang kita pilih.
Sampai di tahap ini, artinya video sudah memiliki nilai jual.
Namun poin penting untuk bisa mendatangkan uang adalah menghubungninisakan akun tersebut dengan akun AdSense, sebuah program periklananonlineyang dimiliki oleh Google.
Ada berbagai faktor yang menentukan besaran penghasilan dari monetisasi ini.
Selain jumlahviewsdansubscribers, ada pula faktor jenis iklan dan harga iklan yang muncul dalam video.
Sayangnya kita tidak bisa memilih iklan yang akan muncul. Sistem AdSense akan mengatur dan menentukannya, sesuai dengan laman video kita.
Hanya saja kita bisa memilih posisi iklan yang akan ditampilkan.
Leon Zhe Young yang akrab dipanggil Guntur adalah salah satuyoutubersyang sudah mencicipi manisnya pendapatan dari YouTube.
Dengan beberapa teman-temannya, Guntur membuat saluran bernama Lastday Production (LDP).
“Ya, kurang lebih sih Rp5 juta sampai Rp10 juta perbulan, tergantung viewsnya,” kata pria usia 25 tahun ini mengungkap pendapatannya.
Guntur yang baru berkiprah beberapa tahun belakang, mengaku awalnya membuat video untuk senang-senang saja.
Kebetulan ada beberapa temantnya yang membantu. Namun setelah dijalankan, ternyata penghasilannya cukup lumayan.
Tentu semua itu berkat kreativitasnya dalam membuat video-video yang pada umumnya dibuat ringan tapi sarat dengan kelucuan gaya anak-anak muda.
“Jadi kita selalu mengerjakan segala sesuatu sebaik mungkin, seolah-olah itu adalah hari terakhir kita,” ujar Guntur mengungkapkan filosofi Lastday Production. Sebuah nama yang didapatnya secara tidak sengaja.
“Biar keren aja,” tuturnya.
Hanya dengan bermodalkan hobi, inspirasi dariyoutubersdi luar negeri, serta peralatan seadanya, mereka memulai kisah suksesnya melalui YouTube.
Para pemain pun berasal dari teman-teman sepermainan Guntur sendiri.
Untungnya, menurut Guntur, mereka semua lumayan jago akting, sampai LDP bisa memiliki lebih dari 160 ribusubscribersdan 20 jutaanviewsdalam waktu 1 tahun.
Begitulah pengalaman menjadi pengusaha lewat YouTube. Tampaknya memang susah-susah gampang. Tapi menarik, bukan? Siapa tahu kita bisa setenar dan sekaya Awkarin.
(Pernah dimuat di majalah Intisari edisi Juni 2018 dan ditulis oleh Axel Natanael)