Advertorial

Inkontinensia Urin, Ini 4 Mitos dan Tips Mengatasi Masalah Kandung Kemih

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Inkontinensia urin, termasuk kandung kemih yang terlalu aktif, dapat berbahaya jika dibiarkan saja dan tidak diobati.
Inkontinensia urin, termasuk kandung kemih yang terlalu aktif, dapat berbahaya jika dibiarkan saja dan tidak diobati.

Intisari-Online.com - Inkontinensia urin, termasuk kandung kemih yang terlalu aktif, dapat berbahaya jika dibiarkan saja dan tidak diobati.

Masalah ini dua kali lebih umum diderita oleh wanita dibandingkan pria.

Menurut National Association for Continence, sekitar 25 juta orang dewasa Amerika menderita inkontinensia urin sementara atau kronis, dan 80% dari mereka adalah wanita.

Namun, masih banyak orang salah paham tentang inkontinensia urin.

Baca Juga : Ribuan Benjolan Selimuti Tubuh Pasangan Bahagia Ini, Kenali Kelainan Neurofibromatosis

Inilah mitos yang paling umum tentang inkontinensia

1. Inkontinensia urin adalah fase normal proses penuaan

Dalam survei yang dilakukan oleh Always Discreet, hasilnya mengungkapkan bahwa setengah dari wanita mengakui kebocoran kandung kemih.

Yang benar adalah bahwa penuaan tidak menyebabkan inkontinensia.

Sebaliknya, itu hanyalah salah satu dari banyak faktor risiko seperti diabetes dan obesitas.

Faktanya, hanya 1 dari tiga wanita berusia 18 hingga 75 yang mengalami masalah kebocoran kandung kemih.

2. Kandung Kemih Kecil Menyebabkan Masalah Besar

Kerusakan saraf, infeksi, atau otot yang lemah mungkin bisa menjadi alasan di balik masalah inkontinensia.

Menurut Dr. Kavaler, tidak ada yang namanya kandung kemih kecil kecuali jika orang tersebut menderita kanker dan telah menjalani operasi untuk mengurangi ukurannya atau kecuali jika mereka mengalami gangguan neurologis.

Baca Juga : Pisang Memang Menyehatkan, Namun Perhatikan Dulu 3 Hal Ini Sebelum Mengonsumsinya

3. Kurang minum dapat mengurangi Inkontinensia

Pada kenyataannya, membatasi asupan air hanya dapat menyebabkan dehidrasi dan sembelit.

Mengurangi minum tidak akan membantu mengatasi inkontinensia tetapi justru akan memperburuk kebocoran kandung kemih.

4. Tidak Ada Perawatan untuk Sembuhkan Inkontinensia Urin

Tergantung pada jenis inkontinensia yang Anda derita, perawatan yang berbeda-beda telag tersedia.

Termasuk perubahan jenis cairan yang seharusnya Anda minum dan masih banyak lagi.

Tips untuk mengobati inkontinensia urin

1. Minumlah cairan dalam jumlah yang cukup untuk menjaga fungsi kandung kemih.

2. Berhenti merokok. Selain manfaat kesehatan dari berhenti, batuk kronis dapat membuat stres ekstra pada kandung kemih.

3. Kurangi kadar kafein dan beralih ke teh herbal atau air.

Kafein hanya bisa mengiritasi kandung kemih dan memperburuk inkontinensia.

4. Latih kandung kemih Anda dengan mempelajari cara menunda kebutuhan untuk bergegas ke kamar mandi terdekat.

Anda dapat mencoba menunda buang air kecil selama 10-20 menit.

Kemudian, tambah waktu sehingga Anda dapat menggunakan kamar kecil setiap empat jam dengan nyaman.

Baca Juga : Jinichi Kawakami, Ninja Terakhir di Jepang yang Sanggup Mendengar Suara Jarum yang Jatuh

Artikel Terkait