Advertorial

Aktivis Pengkritik Putra Mahkota Johor Ditangkap, Mahathir: Pemimpin Mana Pun Dapat Dikritik, Tak Terkecuali!

Ade S

Editor

Mahathir Mohamad menyesalkan penangkapan aktivis pengkritik putra mahkota Johor yang beberapa waktu lalu disebut 'anak kecil bodoh' oleh Mahathir.
Mahathir Mohamad menyesalkan penangkapan aktivis pengkritik putra mahkota Johor yang beberapa waktu lalu disebut 'anak kecil bodoh' oleh Mahathir.

Intisari-Online.com -Kabar penangkapan seorang aktivis karena tuduhan mengkritik putra mahkota Johor mendapat perhatian dari Perdana MenteriMalaysia Mahathir Mohamad.

Mahathir, pada Jumat (10/5/2019), mengaku sangat menyesalkan tindakan penangkapan tersebut.

Pernyataan Mahathir itu menjadi serangan terbaru yang ditujukan kepada putra mahkota Johor, Tunku Ismail Sultan Ibrahim sejak pertikaian keduanya yang dipicu persoalan hak pengelolaan tertinggi pemerintahan negara bagian antara pemerintah federal atau keluarga kerajaan.

Baca Juga : Berupaya Atasi Mega Korupsi di Malaysia, Mahathir Masuk dalam Daftar 50 Pemimpin Terhebat Dunia versi Fortune

"Saya mendapat informasi bahwa pihak berwenang telah menangkap seorang aktivis media sosial," kata Mahathir di akun Twitter miliknya.

"Seperti yang telah saya tekankan sebelumnya, tidak ada pemimpin di Malaysia yang bebas dari kritik," tambah perdana menteri.

Pernyataan Mahathir itu berkenaan dengan penangkapan Firdaus Abdillah, editor majalah online Neon Berapi, yang ditahan pada Kamis (9/5/2019) malam, setelah dituduh menjelek-jelekkan putra mahkota Johor di media sosial Twitter.

Baca Juga : Dulu Tolak Mati-matian Utang dan Investasi dari China, Kini Mahathir Minta China Berinvestasi, Bahkan Menganggapnya Sebagai Teman

Dr Mahathir mengatakan bahwa setiap orang bebas untuk mengkritik para pemimpin jika memang diperlukan dan bahwa kebebasan berbicara adalah hal penting dalam demokrasi.

"Kecuali hal itu sudah menjadi ancaman, kebohongan, atau penghinaan terhadap raja yang memerintah, pemimpin mana pun dapat dikritik tanpa mempengaruhi hak rakyat untuk berpendapat," kata dia.

"Saya sangat menyesalkan adanya kabar penangkapan aktivis media sosial tersebut," imbuh Mahathir.

Firdaus Abdillah (36) kini sedang diselidiki karena dituduh dengan sengaja telah menghina untuk tujuan provokasi pelanggaran perdamaian, demikian dilaporkan Malay Mail, mengutip pernyataan kepala polisi Johor.

Pada Kamis malam lalu, Firdaus diketahui mengetwit bahwa dia telah ditahan di kantor polisi dan membutuhkan pengacara. Dia telah dibebaskan dengan jaminan.

Sementara, pangeran mahkota Johor memilih menjauhkan diri dari kasus tersebut, dengan mengatakan bahwa pihak istana tidak pernah membuat laporan kepada polisi.

Baca Juga : Kini Tak Berkutik, Dulu Mahathir Berani Larang Investor China Beli Tanah di Malaysia, Demi Rakyatnya

"Ini tidak ada hubungannya dengan kami. Dan tolong, di bulan suci ini, saya dan keluarga saya ingin menjalankan tugas kami kepada rakyat dan (mengabdikan diri) untuk berdoa," kata putra mahkota Johor dikutip Channel News Asia.

Sebelumnya diberitakan, Mahathir sempat mengeluarkan pernyataan keras terhadap putra mahkota Johor, Tunku Ismail Sultan Ibrahim, dengan menyebutnya sebagai "anak kecil bodoh".

Berbicara dalam sebuah wawancara, Mahathir meminta Tunku Ismail untuk berhenti mengomentari hal-hal di luar sepengetahuannya.

Perdebatan sengit antara Mahathir dan bangsawan Johor itu diikuti dengan meningkatnya ketegangan antara pemerintahan Pakatan Harapan dan partai oposisi utama Melayu, UMNO dan Partai Islam SeMalaysia (PAS).

(Agni Vidya Perdana)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mahathir Sesalkan Penangkapan Aktivis yang Kritik Putra Mahkota Johor".

Baca Juga : Ternyata Ini Alasan Mahathir Akhirnya 'Menelan Ludah Sendiri' dengan Setujui Proyek Kereta Cepat

Artikel Terkait