Kala itu ia membeli dua dus permen itu, masing-masing berisi 60 permen dan dikirimkan ke kantornya. Harga satu dus Rp 19.000.
Ketika dua dus permen itu tiba pada 31 Maret 2019, ia langsung membuka bungkusannya.
Begitu membuka, ia masih menemukan undian rangkaian huruf yang pernah ia kumpulkan. Namun, dia tak berniat untuk kembali mengumpulkan rangkaian huruf tersebut karena sudah tahu bahwa huruf N sulit ditemukan.
Karena banyak permen yang dibeli, ia memberikan permen-permen itu ke teman-teman satu kantornya.
Keesokannya, Dendi mengonsumsi permen itu lagi. Namun, saat membuka bungkusan permen, ia menemukan huruf N yang diberi stempel dan dibubuhi tanda tangan.
"Saya penasaran, saya coba ngumpulin semua huruf selain huruf N. Setelah semua huruf Y-O-S-A-N lengkap, saya kirim pos," kata dia.
Setelah dua minggu berselang, ia tak kunjung dihubungi perusahaan yang memproduksi permen tersebut.
Ia sempat mengira undian itu sudah tak berlaku lagi.
Baca Juga : Teriakan Khas 'Eea Eea' Suporter Bulutangkis Indonesia Sudah Ada Sejak 90-an dan Bikin Kagum Pemain Asing
KOMENTAR