Ras Juru Masak dan Kembalinya Santap Mentahan

Mahandis Yoanata Thamrin
Mahandis Yoanata Thamrin

Editor

Memetik Nutrisi dari Makanan Alami, cerita sampul INTISARI edisi Mei 2019.
Memetik Nutrisi dari Makanan Alami, cerita sampul INTISARI edisi Mei 2019.

Intisari-Online.com— Saya kerap membawa bekal dari rumah. Isinya beberapa butir tomat ceri, seuntai kemangi, atau seikat seledri. Setiap mengeremus atau mencabik sayuran tadi, saya merasakan bilah-bilah teksturnya. Ada upaya mengunyah lebih lama supaya saya bisa lebih mudah menelannya. Ada sedikit perbedaan bila menyantap sayuran yang telah melalui proses memasak.

Saya kadang membayangkan diet yang dijalani Homo erectus, nenek moyang kita, yang masih mengunyah-nguyah santapan mentah. Tanpa proses pengolahan dengan api, mereka mendapatkan nutrisi lebih banyak. Namun, energi untuk mencerna pun jauh lebih besar. Baru sekitar 300.000 tahun silam, mereka menemukan api untuk keperluan sehari-hari. Sejak api ditemukan, manusia memiliki perbedaan besar dengan saingannya—hewan.

Yuval Noah Harari dalam bukunya bertajuk Sapiens, yang laris manis, mengungkapkan bahwa evolusi cara berpikir telah menempatkan kita sebagai “ras juru masak”. Sejak mengolah makanan dengan api, manusia bisa menyantap lebih beragam menu makanan. Usus memendek, sehingga energi pun banyak tersimpan.

Menikmati makanan alami tanpa pengolahan dengan api, kini sebagai salah satu gaya hidup urban.
Menikmati makanan alami tanpa pengolahan dengan api, kini sebagai salah satu gaya hidup urban.

Kini, diet raw and living food atau pola menyantap makanan alami kembali digemari, kendati belum menjadi tren. Mereka menyantap makanan alami—atau bila perlu hanya melalui proses memasak yang singkat dengan suhu tidak lebih dari 48°C. Jenis makanan yang dikonsumsi juga hanya berupa sayur-sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan mentah, bukan hewani.

Yds. Agus Surono, reporter senior kami, memberi landasan berpikir bahwa bahan makanan yang kita masak, sejatinya mengalami penurunan nutrisi. Ada baiknya kita pun memiliki menu bersantap kombinasi. Jadi apa saja yang harus disiapkan jika kita ingin berdiet dengan cara alami?

Pada edisi menyambut Bulan Puasa ini kami menyajikan cerita sampul bertajuk Memetik Nutrisi dari Makanan Alami. Kita bisa mencoba gaya diet ala nenek moyang ini untuk melengkapi kebutuhan nutrisi kita.

Perkara diet sejatinya adalah soal mindset. Salah satu cara untuk menyiasati gaya hidup makanan alami ini adalah bergembiralah saat menyantapnya. Perkara keduanya, bagaimana meracik sayur dan buah agar menggugah selera.

Kami juga menampilkan seorang raw foodist, Kartika Dhanny, dan chef Yusdina. Keduanya melakoni diet bergaya makanan alami sebagai upaya meraih sehat dan senang. Simak bersama kiat mereka supaya makanan sehat dan akrab di lidah.

Yuk, siapkan menu santap mentahan selama Ramadan!

Artikel Terkait