Intisari-Online.com - Kita tahu bahwa sampah plastik di lingkungan sekitar maupun lautan, salah satunya sedotan membuat lingkungan tercemar dan rusak.
Akibat sampah tersebut pun sangat mengerikan, seperti banyak hewan di lautan yang mati dengan di dalam tubuhnya ditemukan banyak sampah plastik dan sedotan.
Kenyataan itu tentunya mendorong kita untuk mulai peduli dengan lingkungan, salah satunya dengan mulai meninggalkan sedotan plastik dan beralih ke sedotan yang bisa digunakan ulang.
Tren hashtag #mulaitanpasedotan menggema di media sosial tanah air. Gerakan ini bermula dari keprihatinan banyak pihak atas tumpukan sampah plastik yang ada di Indonesia.
Baca Juga : Berhasil Turunkan Berat Badan 125 Kg, Pria Ini Tidak Makan Selama 382 Hari Namun Tetap Sehat, Kok Bisa?
Mengutip data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik tahun 2016, sampah plastik Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, 3,2 juta ton sampah dibuang ke laut.
Meski bentuk sedotan plastik terbilang mini, namun dampak yang dihasilkan tak bisa dianggap enteng. Untuk terurai secara alami, sedotan ini membutuhkan waktu 500 tahun lamanya.
Tak heran, jika sejumlah pihak menyebut bahwa kondisi Indonesia sudah masuk tahap darurat plastik.
Seiring dengan masifnya isu pencemaran lingkungan, muncul peluang bisnis baru yang menggiurkan.
Baca Juga : Kisah Pilu Seekor Kucing : Dengan Usus Terurai, Kucing Ini Mendekati Pemiliknya Sebelum Kematiannya
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR