Menurut Astawa, untuk menekan angka pengangguran harus tersedia jumlah lapangan pekerjaan yang cukup dan bersifat permanen.
Lapangan pekerjaan tersebut juga harus didukung oleh investasi, dan kegiatan ekspor.
Untuk Bali, perhotelan sebagai bagian dari industri pariwisata menjadi salah satu lapangan kerja yang paling banyak. Meski begitu, sektor lainnya juga tetap dijaga.
"Pertanian, misalnya, juga tidak boleh ditinggalkan. Kami juga tetap membina pertanian supaya jika suatu saat pariwisata drop mereka pasti larinya ke pertanian," kata Astawa.
Sektor informal memang menjamur di Bali. Jumlahnya mencapai sekitar 8,5 persen dari total masyarakat Bali.
Mulai dari kerajinan patung, perak, bambu, busana, anyaman, dan lainnya banyak ditemukan di Pulau Dewata.
Bidang fesyen, menurut dia, menjadi salah satu produk yang paling banyak dihasilkan oleh masyarakat Bali.
"Fesyen kan mulai dari perhiasan kepala sampai kaki. Jadi inovasi, diberi sentuhan misalnya seperti tenun lokal Bali," ucap dia.
Baca Juga : Kurangi Produksi Rokok Putih, Lapangan Kerja Bertambah
KOMENTAR