Advertorial
Intisari-online.com - Kucing merupakan seekor hewan yang cukup lucu dan banyak dipelihara oleh orang-orang.
Namun, permasalahan yang kerap muncul dari memelihara kucing adalah hewan ini sangat cepat berkembang biak, dan jumlahnya juga lumayan banyak.
Maka tak sedikit dari mereka yang memiliki kelebihan kucing akan membuangnya.
Hasilnya banyak dijumpai kucing-kucing liar sebagai akibat dari pemilik yang membuangnya, kemudian kucing liar masih memiliki anak lagi dari kucing liar.
Baca Juga : Penjahat Cantik Berkeliaran, Kedubes China di Paris Ingatkan Warganya yang Ingin Berlibur
Hal itu menyebabkan populasi hewan ini berkembang dengan sangat cepat dan pesat.
Karena alasan itulah, pemerintah Australia memiliki rencana pemusnahan masal pada kucing-kucing liar.
Menurut laporan Daily Mirror pada Sabtu (27/4/2019), pemerintah Australia berencana membagikan makanan pada kucing berupa sosis beracun ke ribuan hektar tanah.
Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk membunuh dua juta kucing liar pada tahun 2020, untuk menyelamatkan spesies asli yang menjadi mangsa kucing.
Para pejabat sudah menjebak dan mulai menembak kucing, namun sampai sekarang pihak berwenang beralih ke sosis beracun sebagai senjata yang kurang konvensional.
Potongan daging dengan lemak ayam, dan rempah-rempah ini juga digunakan di Selandia Baru untuk memusnahkan spesies invasif tikus, menurut New York Times.
Kucing-kucing ini akan dengan mudah terjebak dengan makanan yang tersedia cuma-cuma dan memakannya, kemudian membuatnya tak berdaya dalam waktu 15 menit.
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
Menurut keterangan sosis semacam ini dibuat di pabrik dekat Perth, dimuat dipesawat dan dijatuhkan setiap 50 kilometer di tempat kucing liar berkeliaran.
Namun, hingga saat ini penembakan atas kucing masih dilakukan hingga 83% pembunuhan.
Diperkirakan kucing yang ada di pemukiman Eropa mendorong 20 spesies asli Australia menuju kepunahan tahun 2017.
Hal itu diterbitkan dalam jurnal Biological Conservation, kucingditemukan telah membunuh 377 juta burung dan 649 juta reptil setiap tahunnya.
Gregory Andrews, komisaris nasional spesies terancam mengatakan, "Kita harus membuat pilihan untuk menyelamatkan hewan yang kita cintai."
"Yang mendefinisikan kita sebagai bangsa bilby, warru (walabi batu berkaki hitam) dan burung beo," katanya.
Baca Juga : Berawal Dari Dicakar Kucing, Seorang Bocah 14 Alami Gangguan Mental Hingga Skizofernia, Kok Bisa?
Dia menambahkan, ancaman tunggal dari sepesies asli adalah kucing.
Sebelum digunakan sosis beracun ini telah diuji pada kucing Dr Dave Algar, dengan mengurangi racunnya dan hasilnya cukup ampuh.
"Rasanya enak," katanya.
"Kucing akan memakannya dengan senang," terangnya.
Meski demikian, rencana ini tidak datang tanpa kecaman, pada tahun 2015, 160.000 orang mendatangi petisi yang menyerukan agar mereka membatalkan skema "genosida kucing" oleh aktivis dan mantan aktris Brigette Bardot.
Para ahli konservasi juga mengatakan, pemerintah gagal mengatasi faktor pembangunan dan membalakan hewan.
Tetapi, Australia bertujuan menjadi negara bebas predator pada tahun 2050, bersama dengan Selandia Baru mereka melakukan gagasan ini.
Baca Juga : Lain dari Adat Kebiasaan, Pria Suku Dayak Ini Miliki Tato 'British Airways' di Dadanya