Advertorial

Vladimir Putin dan Kim Jong Un Bertemu Untuk Pertama Kalinya, Apa yang Mereka Bahas?

Mentari DP

Editor

Vladimir Putin dan Kim Jong Un bertemu pada hari Kamis (25/4/2019) ini di Vladivostok, Rusia, dekat perbatasan pendek dengan Korea Utara.
Vladimir Putin dan Kim Jong Un bertemu pada hari Kamis (25/4/2019) ini di Vladivostok, Rusia, dekat perbatasan pendek dengan Korea Utara.

Intisari-Online.com – Tahun 2018 menjadi tahun yang sangat berarti bagi Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Bagaimana tidak, pada tahun 2018 kemarin, dia bertemu dengan dua pemimpin negara yang orang pikir mereka tidak akan pernah bertemu.

Pertama pada Juni 2018 di mana Kim Jong Un bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Singapura.

Bahkan pertemuan dua negara ini menjadi salah satu momen yang tak terlupakan di tahun 2018.

Baca Juga : Kesal Pacarnya Seorang Transgender, Pria Ini Bunuh, Mutilasi, dan Memasak Bagian Tubuh Pacarnya

Lalu pada Agustus 2018, Kim Jong Un bertemu dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae In di Pyongyang, Korea Utara.

Ini juga momen yang tak terlupakan di mana dua negara bersaudara ini memutuskan untuk melakukan perdamaian dengan menandatangani perjanjian militer bersama.

"Era tanpa perang telah dimulai," kata Presiden Korea Selatan Moon Jae In mengumumkan pasca pertemuan bersama dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Kini, setelah bertemu dengan dua pemimpin negara tersebut, Kim Jong Un kembali bertemu dengan pemimpin negara militer kuat lainnya.

Ia adalah Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Dilansir dari dailymail.co.uk pada Kamis (25/4/2019), Putin dan Kim bertemu pada hari Kamis (25/4/2019) ini di Vladivostok, Rusia, dekat perbatasan pendek dengan Korea Utara.

Baca Juga : Catat! Ini 12 Tanda Awal Kanker Mulai Berkembang di Tubuh, Ada Memar Hingga Sulit Menelan

Kim Jong Un tiba dengan mobil lapis baja dan bertemu dengan Putin untuk pertama kalinya.

Pertemuan antara Kim dan Putin kemungkinan besar dikarenakan Kim sedang mencari dukungan dari pemimpin Rusia tersebut.

Ini dikarenakan pembicaraan nuklir antara Korea Utara dan Amerika Serikat macet.

KTT ini mencerminkan upaya Rusia untuk memposisikan diri sebagai pemain penting dalam kebuntuan nuklir Korea Utara.

Dalam pernyataan singkat sebelum menuju ke pertemuan, kedua pemimpin negara militer ini menyatakan harapan mereka untuk memperkuat hubungan bersejarah.

"Saya pikir ini akan menjadi pertemuan yang sangat berguna dalam mengembangkan hubungan antara kedua negara, yang memiliki persahabatan dan sejarah yang panjang, menjadi yang lebih stabil dan sehat," kata Kim.

"Karena dunia terfokus pada semenanjung Korea, saya pikir kita akan mengadakan dialog yang sangat bermakna."

Putin mengatakan kepada Kim bahwa dia mendukung upaya berkelanjutan untuk meredakan ketegangan di semenanjung Korea dan ingin meningkatkan hubungan ekonomi.

"Saya yakin bahwa kunjungan Anda akan membantu kami untuk lebih memahami bagaimana kami dapat menyelesaikan situasi di semenanjung Korea dan apa yang dapat dilakukan Rusia untuk mendukung proses positif yang saat ini sedang terjadi," kata Putin.

"Dalam hal hubungan bilateral, kita harus melakukan banyak hal untuk mengembangkan hubungan ekonomi."

Baca Juga : ISIS: Pemboman di Sri Lanka Adalah ‘Pembalasan’ Untuk Penembakan di Masjid di Selandia Baru

Bahkan Putin juga mengatakan kepada Kim bahwa dia menyambut upaya Korea Utara untuk meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat.

Putin dan Kim dijadwalkan mengadakan pertemuan empat mata di Far Eastern State University di Pulau Russky di seberang jembatan dari Vladivostok.

Pertemuan ini akan diikuti oleh pembicaraan yang lebih luas yang melibatkan para pejabat dari kedua belah pihak.

Dari berbagai isu yang kemungkinan besar akan dibahas, mungkin salah satunya mengenai nasib sekitar 10.000 buruh Korea Utara yang bekerja di Rusia dan akan pergi pada akhir tahun ini dengan sanksi.

Tenaga kerja adalah salah satu ekspor utama Korea Utara dan sumber uang tunai.

Pyongyang dilaporkan meminta Rusia untuk terus mempekerjakan pekerjanya setelah batas waktu yang ditentukan.

Sementara Rusia sendiri telah memberikan bantuan pangan sejumlah 25 juta US Dollar kepada Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir, menurut Kremlin.

Satu pengiriman pada bulan Maret melihat lebih dari 2.000 ton gandum dipasok ke pelabuhan Chongjin, kantor berita TASS melaporkan.

Bagi Putin, KTT ini adalah kesempatan untuk mendorong agenda Rusia menentang pengaruh internasional AS.

Sebab, dalam sebuah wawancara dengan People's Daily, Putin mengecam "negara-negara yang mengklaim kepemimpinan global tunggal".

Baca Juga : Tak Seperti Film Disney, Karakter Sebenarnya dari Mulan Adalah Jago Berperang Hingga Bisa Menenun

Artikel Terkait