Advertorial
Intisari-Online.com -Para ahli nampaknya telah menyimpulkan ada faktor penting yang diabaikan dalam evolusi wajah manusia.
Seperti laporan yang terbit di Nature Ecology and Evolution, para ahli melacak sejarah wajah manusia saat masih menjadi hominin awal (manusia purba) hingga menjadi Homo sapiens modern.
Ini adalah perbandingan evolusi wajah dilakukan dari spesies yang paling tua hingga paling muda, di mana memiliki rentan usia jutaan tahun dan sudah mengalami perbedaan bentang alam, iklim, dan budaya.
Seperti studi sebelumnya, tim ahli sepakat bahwa pola makan dan iklim menjadi faktor penting dalam pembentukan wajah manusia.
Baca Juga : Misteri Tentara Persia yang Hilang 2500 Tahun yang Lalu, Akhirnya Terpecahkan?
Namun studi baru menambahkan, ada elemen lain yang selama ini diabaikan yakni kebutuhan sosial.
Melansir Science Alert, Senin (22/4/2019), ahli anatomi Paul O'Higgins dari University of York bersama timnya menemukan bahwa kulit wajah, tulang, dan otot manusia modern dapat menunjukkan lebih dari 20 emosi berbeda.
Mereka mengibaratkan evolusi wajah manusia seperti topeng kayu yang lama kelamaan berubah menjadi wajah yang mudah dimanipulasi.
Baca Juga : Kisah Mbah Sayem, Penderita 'Gigi Bolong' 9000 Tahun Lalu dari Pacitan
Pada awalnya ukuran wajah manusia purba lonjong ke bawah dan lebar, namun kemudian alis mulai memisah dan di saat yang sama wajah mengecil dan semakin ramping memungkinkan emosi halus seperti pengakuan dan simpati.
Seiring berjalannya waktu, manusia bisa melakukan komunikasi non verbal yang dianggap sebagai langkah penting dalam membangun dan memelihari jejaring sosial.
"Kami berpendapat, peningkatan komunikasi sosial kemungkinan terjadi saat wajah manusia menjadi lebih kecil dan alis yang dimiliki tidak tegas," ujar salah satu penulis Rodrigo Lacruz seorang ahli biologi kraniofasial di New York University."
Wajah seperti ini memungkinkan gerakan atau ekspresi lebih halus, dan manusia mulai bisa berkomunikasi non verbal," imbuh dia.
Baca Juga : Kisah Nelangsa Kakek 85 Tahun Berpenghasilan Rp2 Ribu per Hari yang Terpaksa Tinggal di Semak-semak
Menurut para ahli, komunikasi sosial perlu dimasukkan dalam teori pembentukan wajah manusia.
Pasalnya hal ini sama pentingnya seperti diet.
Ketika hominin berjalan di bumi, mereka memakan makanan yang sulit dikunyah sehingga mereka butuh otot rahang besar dan hal itu membuat wajah mereka lebih lebar dan tegas.
Namun, dalam dua juta tahun terakhir, manusia mulai menggunakan alat untuk membantu memecah atau memotong makanan.
Baca Juga : Gara-gara Teknologi Canggih Israel, Etiopia yang Sangat Miskin Akhirnya Jadi Surga Pertanian nan Makmur!
Sejak saat itulah manusia tidak lagi memerlukan rahang gigi kuat dan secara perlahan wajah manusia mulai mengecil dan ramping.
"Meski wajah manusia menirus karena pola makan, tapi ada beberapa bagian yang perubahannya tidak terlalu signifikan, misalnya rongga hidung yang cukup besar untuk bernapas," ujar O'Higgins.
Tren itu terus berlangsung selama 100.000 tahun dan perubahan iklim yang terus berkembang ikut memengaruhi evolusi wajah manusia.
Baca Juga : Kisah Sedih Mahasiswa yang Kerja Keras Demi Sekolahnya, Namun Orang Tuanya Tak Pernah Datang ke Wisudanya
Menurut penulis, kita saat ini adalah produk masa lalu.
"Memahami proses evolusi manusia akan memberi kita wawasan untuk memahami anatomi diri sendiri dan menyusuri sejarah masa lalu menuju modernitas," tutup William Kimbel dari Arizona State University seorang pakar evolusi manusia.
Baca Juga : Pemilu Pertama Indonesia 1955: Kisah Perselisihan Soekarno-Hatta yang Bersatu Jadi Dwitunggal
Artikel ini telah tayang di Kompas.comGloria Setyvani Putri dengan judul "Bagaimana Evolusi Wajah Manusia Selama Lebih dari 4 Juta Tahun?"