Advertorial

Korban Pelecehan Seksual Dibakar Hidup-hidup oleh Pelaku: Ini Salah Satu Alasan Korban Pelecehan Seksual Tidak Mau Melapor

Mentari DP

Editor

Nusrat Jahan Rafi  mengalami hal mengerikan ini karena ia tak mau menarik gugatan atas kasus pemerkosaan yang ditujukan pada kepala sekolah.
Nusrat Jahan Rafi mengalami hal mengerikan ini karena ia tak mau menarik gugatan atas kasus pemerkosaan yang ditujukan pada kepala sekolah.

Intisari-Online.com – Sebuah kisah mengerikan terjadi di tempat di mana seharusnya seorang murid mendapat perlindungan.

Seorang murid bernama Nusrat Jahan Rafidilaporkan dibakar hidup-hidup.

Sedihnya, hal ini diperintahkan oleh kepala sekolahnya sendiri.

Gadis 19 tahun ini mengalami hal mengerikan ini karena ia tak mau menarik gugatan atas kasuspemerkosaanyang ditujukan pada kepala sekolah.

Baca Juga : Andre Taulany Mengaku Instagram Istrinya di Hack: Ini 3 Cara Hacker Meretas Akun Instagram Anda

Mulanya setelah kasusNusratmencuat, polisi masih mengusut siapa sebenarnya dalang pembakaran tersebut.

Akhirnya polisi menemukanfakta bahwa kepala sekolahnyalah yang memberikan perintah untuk melakukan pembakaran atas gadis 19 tahun pekan lalu.

Polisi pun telah menangkap 17 orang yang terlibat dalam kasus keji itu dan tiga di antaranya adalah teman sekelas Nusrat.

Salah satu pelaku mengaku bahwa orang yang menyuruhnya untuk membakar Nusrat yaitu sang kepala sekolah.

Saat akan dibakar, pelaku mengikat kaki dan tangan gadis malang itu lalu membakar hidup-hidup dengan tujuan seolah Nusrat melakukan bunuh diri.

Baca Juga : Kisah Robinson Sinurat, Anak Petani yang Berhasil Lulus S2 di Columbia Univesity dan Bertemu Barack Obama

Namun, tali yang mengikat Nusrat terbakar hingga ia bisa melarikan diri dengan tubuh yang penuh api.

"Namun rencana mereka gagal karena Nusrat berhasil membebaskan diri dalam keadaan terbakar setelah ikatannya lepas karena api," jelas Pengawas Senior, Mohammad Iqbal.

Setelah itu, Nusrat pun dibawa ke rumah sakit karena 80 persen tubuhnya terkena luka bakar hingga akhirnya tanggal 10 April lalu ia meninggal dunia.

Sebelum menghembuskan napas terakhir, Nusrat sempat mengatakan bahwa kepala sekolahnya telah melecehkannya dan ia ingin memperjuangkan kasusnya ini hingga napas terakhir.

"Kepala sekolah telah menyentuh saya. Saya bakal melawan kasus ini hingga napas terakhir," katanya.

Selain itu, Nusrat juga membeberkan siapa saja pelaku yang menyerangnya.

Sebelumnya, akhir Maret lalu,Nusrat melaporkan ke polisi bahwa kepala sekolahnya telah memperkosanya.

Melihat apa yang terjadi pada Nusrat, bisa menjadi salah satu contoh bahwa inilah yang membuat wanita korban pelecehan seksual tidak mau melaporkan kejadian tersebut ke publik.

Baca Juga : Ketika Vanessa Angel Enggan Makan-makanan Penjara, Makanan Penjara di Jepang Justru Disebut Paling Enak dan Bergizi

Mengapa?

Ketika kasus kita diketahui publik, hidup kita yang awalnya sudah suram (akibat kasus pelecehan tersebut) bisa semakin suram.

Sebab, pengalaman itu dan perasaan korban menjadi konsumsi publik.

Jika tersangka berhasil dihukum dan masuk penjara, itu adalah hal baik. Namun bagaimana jika tidak?

Hanya ada rasa malu dan ketakutan yang menghampiri.

Memang hukuman penjara atau konsekuensi hukum dapat menghukum tersangka, lalu bagaimana dengan mental dan emosional korban?

Itu tidak bisa diselesaikan hanya dengan hukuman. Butuh waktu bertahap untuk memulihkan mental dan emosi korban.

Dan itu bukanlah waktu yang sebentar.

Korban juga butuh dukungan dari berbagai pihak. Dukungan untuk kembali menata hidupnya.

Bukannya malah menerima ancaman pembunuhan hingga tindak kekerasan yang akhirnya membuat nyawanya melayang.

Baca Juga : Vanessa Angel Tak Doyan Makanan Penjara: Seperti Ini Menu Makanan di Penjara, Harganya Hanya Rp5.000!

Artikel Terkait