Advertorial
Intisari-Online.com - Penempatan enam pembom B-52H Stratofortresses baru-baru ini dari Pangkalan Angkatan Udara Barksdale, Louisiana, Louisiana di wilayah Komando Eropa AS menjadi topik hangat di media dan komunitas pakar.
B-52 telah melakukan penerbangan di dekat perbatasan Rusia di Wilayah Baltik dan menggangu militer Rusia.
Selain itu, jet tempur Rusia berulang kali melakukan pencegatan pembom Stratofortress Angkatan Udara AS B-52H di atas perairan internasional Laut Baltik.
Sebelumnya, tentara Rusia juga memindahkan komponen sistem rudal darat-ke-udara (SAM) S-300 jarak jauh dari Gvardeysk ke Baltiysk, kota paling barat di Rusia.
Baca Juga : Jika Kelak Menang Kembali, Maka Jokowi Jadi Orang Pertama yang Menangi Setiap Pemilu yang Diikutinya
Dalam serangkaian unggahan di Twitter pada 22 Maret lalu, blogger militer Petri Makela melapokan bahwa Pasukan Pertahanan Rusia telah menerapkan sistem S-300 di titik paling barat.
Hal itu dilakukan untuk menghadapi kemungkinan serangan udara.
Seiring meningkatnya ketegangan antara Rusia dan AS, banyak yang bertanya-tanya siapakah yang akan menang dalam pertempuran: pembom B-52 vs sistem pertahanan rudal S-400.
Pembom B-52 Amerika Serikat
Dikembangkan pada 1950-an, pembom berat B-52 telah menjadi andalan Angkatan Udara AS selama 64 tahun.
Desain dasar B-52 berevolusi dari pesawat yang mampu menjatuhkan bom dari ketinggian 9 kilometer menjadi Stratofortress nyata yang dapat meluncurkan rudal jelajah jarak jauh.
Lebih jauh, militer Rusia mengklaim bahwa lima pembom Stratofortress B-52H AS telah melakukan serangan nuklir tiruan terhadap target di Rusia selama uji coba 28 Maret.
Diketahui bahwa B-52 klasik tidak dapat menembus pertahanan udara musuh, oleh karena itu diperlukan rudal jarak jauh.
Tetapi, menurut situs web Airforce Technology, B-52H mampu membawa beberapa sistem rudal.
Termasuk rudal jelajah peluncur udara AGM-86A (dengan jangkauan 1500 mil), rudal AGM-84 Harpoon (dengan jarak 77 mil), AGM-86C rudal jelajah peluncur udara konvensional (dengan jangkauan 1500 mil) untuk berbagai operasi pemogokan.
Baca Juga : 3 Cara Bagaimana Militer Israel Dominasi Medan Perang, Seperti Apa?
Rudal S-400 Rusia
R udal S-400 Rusia adalah salah satu sistem rudal pertahanan paling modern di dunia saat ini.
Sistem rudal permukaan ke udara S-400, yang sebelumnya dikenal sebagai S-300 PMU-3, dikembangkan pada 1990-an oleh Almaz Central Design Bureau Rusia sebagai peningkatan dari S-300.
Diketahui bahwa S-400 menggunakan empat rudal untuk mengisi kemampuan kinerjanya.
Yakni 40N6 jarak sangat jauh (400 km), jarak jauh 48N6 (250 km), 9M96E2 jarak menengah (119 km) dan 9M96E jarak pendek (40 km).
Tetapi sebuah laporan yang baru-baru ini diterbitkan oleh Badan Penelitian Pertahanan Swedia, umumnya dikenal sebagai FOI, mempertanyakan kemampuan sistem anti-pesawat S-400 Rusia ini.
Konon kemampuan Rusia tidak terlalu menakutkan.
Analisis menunjukkan bahwa jangkauan sebenarnya dari sistem anti-pesawat Rusia yang baru sebenarnya hanya 144- 200 km.
Baca Juga : Dengan Bermodalkan 'Otak', Israel yang Kecil Mampu Jadi Negara Militer Adidaya
Terhadap rudal terbang rendah yang diluncurkan dari pembom B-52, jangkauan S-400 mungkin hanya menjangkau 19 km.
Menurut sebuah laporan, rudal 40N6 belum beroperasi dan telah terganggu oleh masalah dalam pengembangan dan pengujian.
Dalam konfigurasi saat ini, S-400 terutama harus dianggap sebagai ancaman terhadap pesawat bernilai tinggi besar seperti AWACS atau pesawat angkut di ketinggian sedang hingga tinggi (200- 250 km).
Selain itu, terlepas dari kecanggihannya, baterai S-400 tergantung pada radar serangan tunggal dan memiliki sejumlah platform serangan.
Karena itu rentan terhadap amunisi yang menargetkan radar serangannya dan serangan besar-besaran.
Siapa Juaranya?
Pada akhirnya, hanya konflik nyata yang dapat memberi jawaban yang tepat.
Adalah hal yang sulit untuk memprediksi mana yang akan menang dalam pertempuran epik antara pembom B-52 dan sistem rudal S-400.
Banyak faktor juga bisa mempengaruhi efektivitas keduanya.
Misalnya saja faktor cuaca, kru, perang elektronik, dan banyak lagi, dapat memengaruhi situasi nyata.
Baca Juga : Temui Objek 279, Tank Berat Eksperimental Soviet yang Mampu Lintasi Segala Medan, Termasuk Rawa-rawa