Advertorial

Kisah Seorang Pria yang Menolak Uang dari Serangan Fajar demi Mengamankan Suara, Harga Diri dan Martabatnya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
Ade S

Tim Redaksi

Fenomena semacam ini adalah paktik yang sudah menjadi rahasia umum, dan mungkin Anda yang membaca artikel ini juga pernah mengalami pengalaman serupa.
Fenomena semacam ini adalah paktik yang sudah menjadi rahasia umum, dan mungkin Anda yang membaca artikel ini juga pernah mengalami pengalaman serupa.

Intisari-online.com - Pemilihan serentak 2019 telah digelar pada Kemarin, Rabu (17/4/2019). Tetai masih banyak hal menarik dari pemilihan umum tersebut.

Salah satunya adalah kisah terkait fenomena serangan fajar yang acab kali muncul mejelang pemilihan umum.

Serangan fajar adalah istilah yang seringkali digunakan untuk menggambarkan praktik money politik.

Biasanya, serangan fajar ini akan mentargetkan orang-orang yang belum memiliki pilihan untuk kemudian diberi uang supaya mau memberikan suara pada caleg yang memberikan uangnya.

Baca Juga : Pemilu Pertama Indonesia 1955: Kisah Perselisihan Soekarno-Hatta yang Bersatu Jadi Dwitunggal

Fenomena semacam ini adalah paktik yang sudah menjadi rahasia umum, dan mungkin Anda yang membaca artikel ini juga pernah mengalami pengalaman serupa.

Meski demikian, seorang pria bernama Trimo Mulgiyanto memiliki kisah lain mengenai praktik serangan fajar.

Melalui akun twitter anaknya bernama @AgusMagelangan, bagikan kisah bagaimana ayahnya yang dulu sering menerima uang dari serangan fajar kini memilih untuk menolaknya.

Agus bercerita bahwa ayahnya yang bernama Trimo Mulgiyanto adalah seorang yang suaranya mudah dibeli hanya dengan serangan fajar.

Ia selalu menerima serangan fajar yang diberikan oleh caleg tertentu kepada dirinya.

Kemudian, Trimo akan memilih caleg berdasarkan pada uang yang diterimanya tersebut.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Namun, pada pemilu kali ini sikap trimo berbanding terbalik, dia menolak semua tawaran uang yang diberikan untuk membeli suaranya.

Bahkan, Trimo memilih mengamankan suaranya untuk pilihan pribadinya daripada memilih berdasarkan uang.

"Di rumah saya diceritani sama adik dan emak, katanya, tadi malam, bapak menolakseranganfajar(eh, lebih tepatnya, serangan petang, wong malam hari) dari salah satu caleg."

"Bapak sudah punya pilihan dan ia tidak goyah serta ragu atas pilihannya tersebut."

Baca Juga : Tes Analisis Sperma, Tes yang Membantu Pria Mengatasi Infertilitas

"Saya yang mendengar cerita tersebut tentu saja langsung prengas-prenges."

"Lelaki bernama Trimo Mulgiyanto ini, pagi ini, bukan hanya mengamankan TPS, tapi juga mengamankan suara, harga diri, dan mertabatnya," ungkap Agus Mulyadi melalui tulisannya di Twitter.

Cerita mengenai sikap Trimo ini kemudian diunggah oleh Agus dengan pakaian seragam keamanan saat berjaga di TPS.

Kisahnya pun menjadi viral dan mendapatkan retweet sebanyak 2201 kali. Bakan tak sedikit pula yang melontarkan pujian pada Trimo dalam menjaga hal pilihnya.

"Salam buat bapak mas, semoga tetap bisa milih di pemilu2 berikutnya," tulis seorang netizen.

Baca Juga : Tes Analisis Sperma, Tes yang Membantu Pria Mengatasi Infertilitas

Artikel Terkait