Advertorial
Intisari-Online.com -Menerima kekalahan memang tidak mudah, apalagi kalau sudah mengeluarkan tenaga yang tak sedikit.
Itu sebabnya, pihak yang gagal atau kalah dalam pemilu kerap melakukan berbagai cara agar bisa mengubah "hasil", dengan harapan dirinya dapat menang.
Hal itulah kira-kira yang melatarbelakangi aksi dua pemuda di Sampang pada Pemilu 2019.
Merasa tidak puas dengan perolehan suara caleg yang didukungnya, kedua pemuda tersebut membawa kabur kotak suara diTPS 13 desa Bapelle, Kecamatan Robetal, Kabupaten Sampang.
Baca Juga : Kisah Pemilu 2014: Caleg Gagal Ingin Jual Ginjal Demi Bayar Utang Kampanye Rp420 juta
Saat ini, dua pelaku telah ditangkap oleh petugas dari Polres Sampang.
Saat melakukan pencurian, pelaku menggunakan mobil bernopol M 1697 HI untuk membawa kotak suara.
Dengan sigap sejumlah petugas Kepolisian Sampang beserta beberapa warga langsung mengejar si pelaku.
Sehingga pelaku yang saat itu membawa kotak suara ke daerah utara dibekuk dan diamankan ke Polsek Robetal.
Baca Juga : Kisah Pemilu 2014: Caleg Gagal Stres, Bahkan Ada yang Bunuh Diri
Saat melakukan kunjungannya ke Sampang, Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Luki Hermawan membenarkan kejadian tersebut.
"Kami sudah mengamankannya dan saat di interogasi mereka mengaku atas perbuatannya," ujarnya, Rabu (17/4/2019).
Dia menjelaskan, di dalam kendaraan yang digunakan pelaku, polisi juga menemukan senjata tajam.
"Bukan hanya hasil curiannya saja yang ada di dalam mobil, melainkan mereka juga membawa sajam. Terkait isi dari kotak suara tersebut merupakan surat suara Calon Legislatif Kabupaten Sampang," imbuhnya.
Komentar Gubernur
Terkait insiden saat Pemilu yang berujung penembakan di Kabupaten Sampang menjadi perhatian Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Usai melakukan peninjauan di lima TPS di empat kabupaten kota, Rabu (19/4/2019), ia mengaku sudah menerima laporan terkait insiden tersebut.
Baca Juga : Kisah Pemilu 2014: Caleg Gagal Curi Kotak Suara, Juga Tarik Bantuan untuk Mushola
Dan pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah bekerja sama dengan kepolisian dari Polda Jawa Timur.
"Sudah teratasi, kita sudah koordinasi dengan Polda Jawa Timur juga. TPS yang bersangkutan akan tetap berjalan sebagaimana proses dan prosedur yang harus dilakukan. Mudah-mudahan bisa dilokalisir," kata Khofifah diwawancara di Grahadi.
Dikatakan Khofifah, pelaku yang terlibat dalam insiden menggunakan senjata api itu juga sudah berhasil diidentifikasi oleh kepolisian. Sehingga ia berharap bahwa proses Pemilu, terutama di proses perhitungan suara bisa terus berjalan sesuai dengan yang direncakan.
"Mudah-mudahan bisa dilokalisasir. Dan semua berjalan sesuai harapan," tegasnya.
Terjadi aksi bentrokan di Sampang, Rabu (17/4/2019) sekitar pukul 09.45 WIB. Tepatnya, berada di TPS 7 Dusun Tapaan Tengah, Desa Tapaan, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang.
Bentrokan ini disebabkan adanya dugaan perampasan mandat saksi oleh salah satu saksi calon legislatif (caleg) partai perserta pemilu.
Hal ini menyebabkan bentrok dua kelompok massa, yang di antaranya membawa senjata tajam hingga senapan api.
Akibatnya, seorang korban menderita luka tembak di bagian tangan sebelah kiri. Kasus ini pun telah ditangani Polres Sampang.
Selain insiden di Sampang, Gubernur Khofifah juga menyoal tentang insiden di Blitar. Saat pencoblosan di TPS 16 Kelurahan/Kecamatan Sukorejo ada pemilih menolak jarinya diberi tinta biru dan malah melukai petugas KPPS dengan menyayat leher dan dagu.
Menurut Khofifah hal tersebut sudah ditangani petugas. Ia memastikan hal itu tidak mengganggu jalannya pesta demokrasi di lingkungan tersebut.
Lebih lanjut Khofifah berharap seluruh elemen masyarakat turut menjaga proses Pemilu. Pasalnya setelah pemungutan suara hari ini, masih panjang proses yang dilakukan.
"Kita semua harus menjaga proses ini, agar demokrasi negara kita menjadi berkualitas aman damai guyub rukun," tegas Khofifah.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pemilu di Sampang Madura Sempat Diwarnai Kericuhan. Dua Pelaku Bawa Kabur Kotak Suara Legislatif.
Baca Juga : Caleg Lahir dari Proses yang Tak Rasional, Melecehkan Akal Sehat