"Lubang hitam berdasar definisi itu adalah benda langit eksotik dengan massa jenis demikian rupa. Sehingga gravitasinya yang begitu besar tak hanya sekedar melengkungkan ruang-waktu di sekelilingnya dengan kuat, tapi membuatnya membentuk asimtot alias "sumur" tanpa dasar," jelas Marufin.
Dia melanjutkan, pada prinsipnya semua benda di alam semesta bergerak dengan menyusuri lengkungan ruang-waktu, termasuk cahaya.
"Kala ruang-waktu menjadi asimtot, maka benda apapun takkan bisa lolos darinya. Itulah yang terjadi pada lubang hitam," sambung dia.
Beberapa teori mengungkap lubang hitam dapat menyedot materi dari bintang-bintang tetangganya. Materi itu berupa plasma atau gas-gas superpanas yang terionisasi, yang bergerak ke lubang hitam menyusuri lintasan berbentuk spiral. Hal ini ditunjukkan dengan warna oranye seperti api pada gambar.
Semakin dekat ke lubang hitam, maka materi semakin terpanaskan dengan hebat. Hal inilah yang membuat lubang hitam memancarkan gelombang radio dalam spektrum sangat lebar, mulai gelombang panjang hingga sinar X.
"Tepat saat plasma hendak masuk ke lubang hitam, ia memasuki kawasan horizon peristiwa. Di sini pemanasan mencapai puncaknya yang membuat intensitas sinar X terkuat terjadi," jelas Marufin.
"Apa yang dideteksi oleh sistem teleskop Event Horizon (EHT) dan dipublikasikan semalam adalah horizon peristiwa-nya," imbuhnya.
Dengan begitu, horizon peristiwa bisa disebut sebagai perbatasan dalam ruang-waktu suatu daerah di lubang hitam.
Baca Juga : Menyeramkan, Inilah yang Akan Terjadi Jika Bumi Jatuh ke Lubang Hitam
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR