Jawabannya tidak. Seperti dilansir AFP, pada April 2017 delapan teleskop radio yang tersebar di berbagai penjuru dunia seperti di Hawaii, Arizona, Spanyol, Meksiko, Chili, dan Kutub Selata diprogram untuk merekam data dua lubang hitam di dua sudut semesta untuk mengumpulkan data.
Seluruh perangkat teleskop ini dinamai Even Horizon Telescope (EHT). Sebuah usaha untuk mengumpulkan data-data yang bisa menghasilkan gambar pertama lubang hitam raksasa.
"Ketimbang membangun satu teleskop raksasa yang akan hancur karena saking beratnya, kami mengkombinasikan hasil beberapa pusat pengamatan. Ini seperti pecahan-pecahan cermin raksasa," ujar Michael Bremer, seorang astronom di Institut Radio Astronomi Milimetrik di Grenoble.
Lebih lanjut, Marufin Sudibyo astronom amatir dari Indonesia menegaskan bahwa foto lubang hitam yang dipublikasikan oleh National Science Foundation bukanlah foto akibat spektrum cahaya tampak.
"Harus digarisbawahi, foto itu ditangkap oleh spektrum gelombang radio tertentu yang kemudian divisualisasikan ke dalam warna seperti yang bisa kita lihat," ujar Marufin dihubungi Kompas.com, Kamis (11/4/2019).
Ini artinya 200 ilmuwan yang terlibat dalam proyek ini tidak memotret dengan kamera DSLR dan tidak bisa dilihat dengan pandangan mata biasa. Sebab seperti kita tahu, kamera dan mata memiliki cara kerja sama yakni menangkap gambar dengan bantuan cahaya.
Nah, dalam pengambilan gambar itu para astronom menggunakan spektrum gelombang radio yang datanya disimpan dalam hard drive berjumlah ratusan.
Gelombang radio sendiri merupakan satu bentuk radiasi elektromagnetik yang terbentuk ketika objek bermuatan listrik dari gelombang osilator (gelombang pembawa) dimodulasi dengan gelombang audio (ditumpangkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF: radio frequency) pada suatu spektrum elektromagnetik, dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik.
Baca Juga : Stephen Hawking Meninggal Dunia: Begini Cara Melarikan Diri dari Lubang Hitam ala Fisikawan Nyentrik Itu
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade S |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR