Sebuah bangunan bernama Pulo Kenanga, menyeruak di tengah kolam Segaran.
Bangunan ini dan sebuah masjid dihubungkan dengan jalan bawah air menuju ke sebuah kawasan di kolam pemandian para putri bangsawan.
Tamansari dibangun pada masa Sultan Pertama bertakhta.
Menurutnya, Tamansari memiliki banyak ruangan berukuran luas, deretan lengkungan pintu dan berbagai lorong.
“Namun demikian, banyak tempat menunjukkan tanda-tanda yang kian memburuk, tampaknya sudah lama tak dihuni,” ungkapnya.
“Dan, orang Melayu, seperti orang timur lainnya, tidak pernah memperbaiki rumah-rumah yang tak lagi dihuni.”
Baca Juga : Bocah Tewas Kesetrum Saat Main Ponsel yang di Charger: Ini Cara Menangani Orang yang Kesetrum
Di puri yang meredup pamornya itu, Ida hanya menyaksikan mebel kuno berupa tempat tidur kayu.
Dia diperingatkan tidak boleh menyentuh apa pun, bagi siapa yang menyentuhnya akan menemui ajal lebih cepat.
Tampaknya, larangan leluhur seperti ini masih diyakini orang Jawa khususnya untuk peranti keramat.
Sebagai seorang pelancong yang menghormati nilai-nilai setempat, Ida mematuhi perintah itu.
Kendatipun demikian, sebagai seorang yang terlahir dalam budaya rasional, dia punya makna lain soal larangan itu.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR