Intisari-online.com - Penembakan atas jemaat salat jumat di dua masjid terpisah di Chrischurch, Selandia Baru menyisakan kisah hingga kini.
Pembantaian atas 49 umat muslim, dianggap sebagai tindakan rasis, amoral, dan memicu konflik antar ras.
Di tengah suasana berduka ini, seorang ulama dari Selandia Baru megatakan tentang keteguhan hatinya, menanggapi tragedi tersebut.
Sorang ulama yang memimpin shalat Jumat saat serangan teroris terjadi mengatakan, komunitas Muslim Selandia Baru tetap mencintai negara itu.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
"Kami masih mencintai negeri ini. Ektremis tidak akan meruntuhkan kepercayaan kami," kata Ibrahim Abdul Halim, imam masjid Linwood, Sabtu (16/3/2019).
Ibrahim mengenang horor yang terjadi pada Jumat (15/3/2019)itu.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR