Intisari-Online.com – Setelah kehilangan ibunya dan kemudian menderita serangan jantung, Molly Schroeder mengemban misi untuk mengedukasi semua orang tentang risiko jantung dan riwayat keluarga, serta bagaimana melindungi diri dari pembunuh nomor satu itu.
Siapa pun tidak ada yang mengharapkan mengalami serangan jantung pada usia 21 tahun, dan itu termasuk pemain bola dan pembuat gambar kesehatan, Molly Schroeder.
Saat itu sore hari di bulan September 2012, Molly sedang memikirkan ibunya yang baru saja meninggal.
Baca Juga : Benarkah Lebih Banyak Wanita yang Kena Serangan Jantung Daripada Pria?
“Saya merasa sedih, lalu saya bangun untuk menari dan meringankan suasana ketika saya merasakan darah mengalir dari wajahku. Saya menarik napas dalam-dalam dan merasakan dada meremas dan semacam rasa sakit yang menusuk-nusuk.”
Schroeder yang baru berusia 21 tahun itu mengalami serangan jantung.
“Saya kedinginan dan mual, dan saya punya perasaan aneh di pergelangan tangan kiri.”
Dia pikir itu mungkin serangan panik, lalu ia menelepon ayahnya. Ayahnya bersikeras menyuruhnya pergi ke ruang gawat darurat untuk diperiksa.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR