Advertorial

Studi: Di Malaysia, Wanita Panggilan yang Bergelar Sarjana Bisa Pasang Tarif Lebih Tinggi

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Ade S

Tim Redaksi

Tingkat akademis tersebut juga mempengaruhi minat dan permintaan pelanggan, dan juga itu meningkatkan harga mereka.
Tingkat akademis tersebut juga mempengaruhi minat dan permintaan pelanggan, dan juga itu meningkatkan harga mereka.

Intisari-online.com - Anda harus belajar lebih giat, karena itu adalah upaya keras untuk mempermudah Anda mendapatkan gelar yang Anda inginkan.

Jika Anda memiliki gelar, maka Anda bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, kalimat itulah saran yang seringkali kita dengar untuk memotivasi seorang mahasiswa.

Namun, siapa sangka bahwa saran ini ternyata juga berlaku bagi para wanita panggilan di Malaysia.

Seperti dikutip dari The Star melalui World of Buzz pada Rabu (27/2/2019), analisis media sosial mengungkapkan mengenai kualifikasi akademis para wanita panggilan.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Ternyata hal itu juga mempengaruhi tarif dari para wanita panggilan di Malaysia, bahkan dikatakan lebih baik dibandingkan dengan penampilan mereka.

Alhasil, tingkat akademis tersebut juga mempengaruhi minat dan permintaan pelanggan, dan juga itu meningkatkan harga mereka.

Menurut laporan tersebut, klien akan membayar setidaknya 500 ringgit per jam sekitar Rp1,7 juta untuk wanita panggilan bergelar sarjana.

Sedangkan bagi mereka yang berpendidikan rendah, hanya dibayar sekitar 250 ringgit sekitar Rp800 ribu hingga 350 ringgit sekitar Rp1,2 juta per jamnya.

Bahkan, karena hal itu, seorang wanita panggilan kelas atas dapat dengan mudah menghasilkan banyak penggahasilan asal memiliki gelar sarjana.

Seperti industri modern lainnya, profesi ini juga menggunakan sistem pasar yang berbasis daring.

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Dalam hal ini, mereka tak perlu menawarkan diri secara langsung, cukup dengan melakukan transaksi via online sudah mendapatkan pelanggan.

Berdasarkan katalog online yang mempromosikan gadis-gadis ini, mereka juga menentukan standar klien dan aturan tertentu.

Beberapa aturan khusus, mengenai perilaku dan tata cara bagaiamana mereka akan berkerja.

Tak hanya itu, beberapa situs web juga memberikan ulasan pelangggan (testimoni) yang menunjukan bagaimana pelayanan wanita-wanita ini.

Sama dengan di negara lain, bisnis semacam ini menjamur bagaikan jamur yang tumbuh di musim hujan.

Asisten Direktur Utama Divisi Wakil Perjudian, dan Masyarakat Senior mengatakan bahwa wanita lokal lebih diminati daripada orang asing.

Selain itu, para mucikari yang bekerja dibalik bisnis prostitusi ini akan menerima setidaknya 50 ringgit sekitar Rp170 ribu hingga 500 ringgit sekitar Rp1,7 juta per klien.

Namun yang membuat netizen menggelitik dari investigasi ini adalah, kualifikasi akademik dalam pekerjaan ini ternyata juga meningkatkan prestige.

Baca Juga : Ngeri! Ternyata Beginilah Isi Kulkas Pasangan Suami-Istri Kanibal Saat Ditangkap Polisi

Artikel Terkait